Rabu, 26 Oktober 2016

pengertian sejarah dan faktor sejarah



BAB I
SEJARAH DAN MAKNANYA
A.     Pengertian Sejarah (tim pengajat/program srudi sejarah.FIS.UNM.2014;1-4)
Ketika mendengar kata sejarah, maka sebagian orang akan beranggapan bahwa itu adalah masa lalu yang tinggal kenangan dan terkadang ada yang ingin melupakannya, meskipun tanpa disadari bahwa mereka tidak lepas dari sejarah, minimal sejarah asal usulnya dari mana dan bagaimana pemaknaanya. Memang benar adanya, bahwa sejarah selalu diidentikkan dengan masa lalu, peristiwa dan kejadian masa lalu itulah sejarah (Hamid, 2008:1). Dilihat dari asal katanya istilah sejarah berasal dari bahasa arab; Syajaratun yang artinya pohon, keturunan, asal-usul atau silsilah. Riwayat/hikayat: cerita yang diambil dari kehidupan. Kisah : cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Tarikh (Turki); menunjukkan tradisi dalam sejarah islam.
Dalam bahasa yunani historia yang artinya pengetahuan yang diperoleh melalui penyelidikan (= ilmu)/inkuir. Perkataan sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata-kata “history(inggris), Geschichte”(Jerman) dan ” Geschiedenis” (Belanda) semuanya mengandung arti yang sama, ialah cerita tengtang peristiwa dan kejadian pada masa lampau. Peristiwa dan kejadian itu benar-benar terjadi pada masa lampau (Hugiono dkk,1997:1). Di dalam kamus umum bahasa Indonesia oleh W.J.Spowerwadarminto, (2003:646) disebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian:
1.      Kesusastraan lama: Silsilah, asal usul
2.      Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
3.      Ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau serta riwayat.
Selanjutnya Muh. Ali dalam “pengantar ilmu sejarah indonesia(2005)” mempertegas pengertian ini menjadi :
1.      Jumlah perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan kehidupan sekitar kita
2.      Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan disekitar kita.
3.      Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian dan peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
Berdasarka pengertian tersebut di atas, maka kita akan mendapatkan peristiwa masa lampau dan ceritanya, sedangkan ilmu bertugas untuk menyelidiki kebenaran terhadap suatu peristiwa masa lampau dan cara menyusun cerita ehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap. Seiring dengan perkembangan sejarah, telah memunculkan berbagai pendapat tentang arti sejarah di bawah ini,
H. Muhammad Hatta dalam pengantar kejalan ilmu dan pengetahuan 1960 (54-57-68). Sejarah wujudnya memberi pengertian masa lalu yang menggambarkan tentang tipe ideal, bentuk dan rupa dari masa lalu. Bukan gambarnya yang sebesar besarnya, tetapi gambaran yang dimudahkan, supaya kita mengenal rupanya. Ia bukan melahirkan cerita daripada kejadian yang lalu, tetapi memberi pengertian tentang satu kejadian atau masa itu sebagai masalah. Ia mengupas maslahnya dalam keadaan yang heterogen, dalam keadaan hidupnya yang banyak cabangnya.
H. Roeslan Abdulgani dalam sosialisasi Indonesia (cet ke V 1963:174), mengatakan bahwa sejarah adalah satu bidang ilmu yang menelti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta segala kejadian-kejadianya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadiakan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan ilmu sejarah ibarat penglihatan 3 dimensi; pertama penglihatan kemasa silam, kemudian kemasa sekarang dan akhirnya ke masa depan. Atau dengan kata lain, dalam menyelidiki masa silam itu kita tidak dapat melepaskan diri dari kata lain, dalam menyelidiki masa silam itu kita tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang kita alami bersama, dan sedikit banyak juga tidak dapat kita melepaskan dari perspektif masa depan.
Karena itu sejarah masa lampau harus kita pelajari dengan berpijak pada kenyataan-kenyataan perkembangan situasi sekarang dengan menancapkan perkiraan-perkiraan serta harapan-harapan yang berperspektif dari masa yang akan datang.
H.Muh. Yamin, dalam tatanegara majapahit Parwal I (Hal 89). Sejarah Indonesia menurut paham ilmiah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan (sember sejarah-sandaran sejarah).
Wilhelm Buer, dalam Einfuhrung in das studium der Geschichte, Cetakan II (1928:17). Sejarah ialah ilmu yang memberikan gambaran dengan penglihatan yang singkat untuk merumuskan fenomena kehidupan, yang berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi karena hubunga manusia dengan masyarakat, memilih fenomena tersebut dengan memperhatikan akibat-akibat pada zamannya serta bentuk kualitasnya dan memusatkan perubahan-perubahan itu sesuai dengan waktunya serta tidak akan terulang lagi (irrepioducible).
E. Bernheim dalam lehrbuch der historischen Methode Under Geschictsphilosopihie, (cet ke VI hal 9) ilmu sejarah adalah ilmu menyelidiki dan menceritakan peristiwa-peristiwa dalam waktu dan ruang yang berhubungan dengan perkembangan aktifitas manusia (baik yang bersifat indifidu maupun kelompok) sebagai kehidupan masyarakat dalam hubungan timbal balik antara rohaniah dan jasmaniah.
Beneditto Crose dalam bukunya tentang “teori dan sejarah dalam ilmu penulisan sejarah ialah cerita yang menggambarkan suatu pikiran yang hidup tentang menurut kedudukannya, mati dan takdapat dimengerti. Yang terakhir ini disebut pseudo historis atau sejarah semu.
R.G.Collingwood, bukunya yang berjudul “the ideo of history” ia seorang idealis dan batasannya mengenai sejarah merupakan kelanjutan pendapat B. Crose. Teori tentang sejarah terdiri dari dua dalil, pertama bahwa sejarah mempunyai arti yang cocok untuk mempelajari alam pikiran dan pengalaman-pengalaman manusia. Kedua; sehubungan denga yang pertama, sejarah adalah bersifat unik dan langsung atau dekat. Pengertian sejarah dapat merasuk kedalam hakikat yang mendalam dari kejadian yang sedang dipelajari serta dapat menghayati peristiwa-peristiwa yang sebenarnya dari dalam. Mengerti sejarah berarti menyelami untuk mellihat dengan jelas pikiran yang ada didalamnya.
Pengikut aliran idealis lainnya ialah Wihelm Dilthey(1833-1911) seorang filsif jerman yang mengatakan bahwa sejarah ttermasuk kelompok ilmu pengetahuan tentang pikiran . pengalaman-pengalaman manusia yang meliputi perasaan, emosi dan sensasi manusia , termasuk pikiran dan akal budinya dapat dimengerti dengan cara menghayatinya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka definisi sejarah dapat dirumuskan sebagai berikut; “sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh menusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami” Hugiono dan Powerwantana (1992:9)
B.     Fakta, Konsep dan unsur-unsur Sejarah
1.      Fakta sejarah
                  Fakta adalah suatu statement tentang suatu kejadian/peristiwa. Peristiwa sejarah dalam arti obyektif tidak mungkin lagi diulang atau dialami kembali akan tetapi bekas-bekasnya sebagai memori dapat diungkapkan atau diaktualisasikan. Bentuk pengungkapan kembali ialah pernyataan (statement) tentang suatu kejadian. Dengan demikian, jelaslah bahwa fakta sebenarnya telah merupakan produk dari proses mental (sejarawan) atau memaorisasi. Pada hakikatnya fakta bersfat subjektif, memuat unsur dari subjek. Jadi, fakta sejarah adalah suatu statement tentang suatu kejadian atau peristiwa sejarah.
                  Fakta sejarah juga dapat didefinisikan sebagai suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsung dari dokumen. Dokumen sejarah dan dianggap kredibel setelah pengujian yang saksama sesuai dengan hukum-hukum metode sejarah. Yang dimaksud kredibel disini adalah bukanlah apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, melainkan bahwa unsur itu paling dekat dengan apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, melainkan bahwa unsur itu paling dekat dengan apa yang sesungguh-sungguhnya terjadi, sejauh dapat kita ketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber terbaik yang ada (Louis Gootshalk, 1986: 95-96). Menurut Bacher fakta-fakta sejarah dapat dibedakan menjadi:
a)     Fakta Keras (hard facts)yaitu fakta yang telah teruji kebenarannya. Sebagai contoh proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam depot arsip tersimpan banyak dokumen yang mendukung atau menjelaskan peristiwa tersebut. Di dalam dokumen tersebut terdapat banyak data.
b)     Fakta Lunak (cold facts) yaitu fakta-fakta yang belum dikenal dan masih perlu diselidiki kebenarannya. Untuk menguji kebenaran fakta-fakta itu, sejarawan harus mendapatkan bukti-bukti yang kuat. Selanjutnya sejarawan juga harus pandai mengelola dan menyusun fakta-fakta agar dapat membuahkan rekontruksi dalam bentuk kisah. Sebagai contoh fakta tentang pembunuhan J.P. Kennedy yang masih kontropersial siapa pembunuhnya. Dan banyak teori berbeda-beda mengenai peristiwa itu. Selain itu juga dikenal jenis fakta lain sebagai berikut:


Media Visual Semi Gerak



STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN

“Media Visual Semi Gerak”

Disusun Oleh Kelompok 6:

Nur Asiah
Juniarti Mabuia
Nurul Fadilla
Anugrah
Rosdiana
Siti Ardha
Saiful Bahar
Nurlisa Hatta
Achwal Nazar









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU ENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Medi Visual Semi Gerak ini sesuai dengan apa yang diinginkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas semester 4, sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah strateg dan medi pembelajaran.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk perbaikan makalah ini agar bisa terwujud dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca pada umumnya, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamualaiku warahmatullahi wabarakatu

                                                                                   
Makassar,   mei 2016


                  Kelompok 6






DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu akan menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Yang menjadi masalah adalah bagaimana caranya gambaran dan kesadaran yang terdapat didalam benak komunikator dapat dimengerti, diterima dan dilakukan oleh komunikan.
Aplikasi dari hal tersebut adalah penggunaan media pembelajaran khususnya dalam media visual . Karena media visual menampilkan gambar dan penyajian secara jelas dan bermakna, maka peserta didik akan dapat menyerap makna dari pembelajaran itu. Oleh karena itu, supaya pembelajaran dapat bermakna, efektif dan berlandaskan pakem maka diadakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia.
Menurut- David Hyerle, Visual Tools for Constructing Knowledge; “Penggunaan alat visual menimbulkan pergeseran dalam dinamika ruang kelas dari pembelajaran pasif kepembelajaran aktif dan interaktif yang dapat dilihat”. Jadi, dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran dengan menggunakan alat visual sehingga diharapkan akan diperoleh perubahan perilaku dalam pemahaman terhadap apa yang dia pelajari selama ini.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang diatas adalah:
1.      Jelaskan Pengertian Media Visual Semi Gerak ?
2.      Sebutkan dan jelaskan Jenis Media Visual Semi Gerak ?
3.      Apa Kelebihan Media Visual Semi Gerak ?
4.      Apa Kekurangan Media Visual Semi Gerak ?
5.      Bagaimana Prosedur Langkah penggunaan Media Visual Semi Gerak ?
6.      Bagaimana Efektivitas Media Visual Semi Gerak ?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang sesuai dengan uraian dari rumusan masalah diatas adalah:
1.      Dapat mengetahui pengertian Media visual semi gerak
2.      Dapat mengetahui jenis Media visual seemi gerak
3.      Dapat mengetahui kelebihan visual semi gerak
4.      Dapat mengetahui kelemahan visual semi gerak
5.      Dapat mengetahui prosedur atau langkah pengunaan media visual semi gerak
6.      Dapat mengetahui efektivitas visual semi gerak












BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media Visual Semi Gerak

Media pembelajaran secara umum dapat diartikan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Briggs (1977), media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran. ada berbagai macam jenis media pembelajaran salah satunya yaitu media visual semi gerak. Media Visual (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat panca-indera mata. Media visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Dari pengertian diatas, maka media visual semi gerak dapat diartikan sebagai media yang memiliki kemampuan hanya menampilkan gambar di sertai dengan gerakan secara linier jadi, tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh. Medi ini lebih fokus pada kemampuan panca indra mata dari peserta didik dalam memahami atau berimajinasi dari apa yang ditampilkan oleh guru.

B.     Jenis Media Visual Semi Gerak

1.      Kumpulan gambar
Media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto, lukisan. Melihat perincian pengertian komponen-komponen yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah sarana atau prasarana yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi yang dipergunakan untuk membantu tercapainya tujuan belajar. Jenis media visual semi gerak dikatakan kumpulan gambar karena gambar yang digunakan dalam menerapkan media ini tidak hanya satu melainkan terdiri dari beberapa gambar yang saling terkait dan menjelaskan suatu materi ajar bagi siswa. Contohnya yaitu proses metamorfosa kupu-kupu, proses terjadinya hujan, dll. Itulah yang membedakan media visual semi gerak dengan media visual diam.

C.    Kelebihan media visual semi gerak

Kelebihan dari media visual semi gerak ini tidak jauh berbeda dari kelebihan dari media audio semi gerak. Namun, di media visual semi gerak ini lebih memfokuskan diri pada penglihatan atau pengamatan. Adapun kelebihan dari media visual semi gerak adalah:
1.      Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata.
2.      Dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
3.      Media visual semi gerak (gambar) dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
4.      Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
5.      Cepat dan praktis dalam penggunaannya
6.      Dapat digunakan dalam mata pelajaran apapun
7.      Mudah diperbanyak
8.      Penggunaanya mudah
9.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan memperkaya pengalaman
10.  Mempengaruhi emosi dan mengembangkan imajinasi

D.    Kekurangan media visual semi gerak

1.      gambar hanya memberikan konsumsi pengamatan saja
2.      jika penggunaan media ini menggunakan proyektor maka sulit bagi sekolah yang terbatas dalam teknologi nya
3.      Menuntut pemusatan perhatian karena siswa harus berimajinasi
4.      Hanya dapat dilihat saja
5.      Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi yang akan dibahas kurang sempurna.
6.      Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.


E.     Prosedur / Langkah penggunaan Media

1.      Prinsip-Prinsip Pemakaian Media Gambar
Beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain :
·         Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok antara hewan bertulang belakang dan tak bertulang belakang.
·         Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang riil sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari sehingga gambar tersebut akan menginspirasinya.
·         Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan utama. Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain.
·         Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis asing. Demikian pula istilah supermarket  terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup di daerah pedesaan atau di daerah perkampungan.
·         Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu.
·         Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
2.      Memilih Gambar yang Baik Dalam Pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
·         Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar yang palsu dikatakan asli.
·         Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak tertarik pada gambar.
·         Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
·         Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
·         Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan efektif bagi pengajaran.
·         Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
3.      Menggunakan Gambar Dalam Kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.
4.      Mengajar Siswa Membaca Ganbar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa membaca gambar:
·         Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi, membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
·         Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
·         Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung latar belakangnya.
·         Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
·         Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.

F.     Efektivitas media visual semi gerak

Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Kemampuan gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata. Hal ini mempunyai makna bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca dan  memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih konkrit (nyata).
Dalam pembelajaran di sekolah dasar media gambar sangat baik di gunakan dan di terapkan dalam proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk lebih ingin menegtahui tentang gambar yang dijelaskan dan gurupun dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut
Media gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya.









BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Media Visual Semi Gerak Adalah media yang memiliki kemampuan hanya menampilkan gambar tanpa suara dan disertai dengan gerakan secara linier jadi, tidak dapat menampilkan gerakan nyata secara utuh. Media visual semi gerak merupakan alat bantu yang digunakan dengan hanya bisa melihat saja. dan menggunakan penglihatan dalam menerima informasi.
Jenis Media Visual Semi Gerak Media yang tidak diproyeksikan, Media proyeksi. Kelebihan dari media visual semi gerak ini tidak jauh berbeda dari kelebihan dari media audio semi gerak. Namun, di media visual semi gerak ini lebih memfokuskan diri pada penglihatan atau pengamatan.dan Kekurangan media visual semi gerak gambar hanya memberikan konsumsi pengamatan saja jika penggunaan media ini menggunakan proyektor maka sulit bagi sekolah yang terbatas dalam teknologi nya.
Prosedur / Langkah penggunaan Media Prinsip-Prinsip Pemakaian Media Gambar, Memilih Gambar yang Baik Dalam Pengajaran, Menggunakan Gambar Dalam Kelas, Mengajar Siswa Membaca Ganbar.

B.     Saran

Ada berbagai macam media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah bukan hanya media visual semi gerak. Oleh karena itu, saran kami sebagai pengajar atau pendidik yang baik kita perlu mempelajari semua jenis media yang ada sehingga dalam proses bejaran mengajar dapat berjalan secara efektif. Dan sebaiknya juga sebagai pengajar kita bisa memilih media yang mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak asalkan materi yang diajarkan dapat mengenak dan dipahami oleh peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA

http://media-grafika.com/multimedia-pembelajaran (diakses pada Senin 16 Mei 2016 Pukul 09:30)