ILMU PENGETAHUAN
A.
PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN
Manusia sebenarnya diciptakan oleh tuhan yang maha esa
sebagai makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat disimpulkan dari
kemampuannya untuk berpikir, berkehendak dan merasa. Daengan pikirannya manusia
mendapatkan (ilmu) pengetahuan; dengan kehendaknya manusia mengarahkan
perilakunya; dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan. Sarana
untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamkan logika, sedangkan
sarana-sarana untuk memelihara serta meningkatkan pola perilaku dan mutu
kesenian, disebut etika dan estetika.
Pengetahuan
adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya
yang berbeda sekali dengan kepercayaannya (beliefs), takhayul (superstitions),
dan penerangan-penerangan yang keliru(misinformations).
Sangat penting diketahui bahwa pengetahuan berbeda dengan
buah pikiran (ideas) karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan.
Tidak semua buah pikiran memrlukan pembuktian atas kebenarannya karena ada buah
pikiran yang semata-mata merupakan kelakar dan angan-angan belaka dari manusia.
Namun, namun buah pikiran dan angan-angan juga merupakan bahan yang berharga
bagi seorang ilmuan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Tidak semua pengetahuan
merupakan suatu ilmu, hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis
saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematika berarti urutan-urutan yang
tertentu unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan sehingga adanya sistematika
tersebut akan jelas tergantung garis besar ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
penggunaan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat
diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk
lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan. Pada
hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri
manusia. Hasrat ingin tahu tadi timbul karena banyak sekali aspek kehidupan
yang masih gelap bagi manusia dan manusia ingin mengetahui kebenaran dari
kegelaan tersebut. Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu,
kepuasan tadik segera disusul lagi oleh suatu kecenderungan tersebut, yang
dapat ditempuh melalui berbagai cara berikut.
1. Penemuan
secara kebetulan, artinya penemuan yang sifatnya tanpa dirancanakan dan
diperhitungkan terlebih dahulu.
2. Hal
untung-untungan, artinya penemuan melalui cara percobaan-percobaan dan
kesalahan-kesalahan. Perbedaan dengan penemuan secara kebetulan adalah pada
metode ini manusia lebih bersifat aktif untuk mengadakan percobaan-percobaan,
walaupun tidak ada pengetahuan yang pasti tentang hasil-hasilnya.
3. Kewibawaan,
yaitu berdasarkan penghormatan terhadap pendapat atau penemuan yan dihasilkan
oleh seseorang atau lembaga tertentu yang dianggap mempunyai kewibawaan atau
wewenang.
4. Usaha-usaha
yang bersifat spekulatif, walaupun agak teratur, artinya dari sekian banyak
kemungkinan, dipilihkan salah satu kemungkinan walaupun pilihan tersebut tidak
didasarkan pada keyakinan apakah pilihan tersebut merupakan cara yang
setepat-tepatnya
5. Pengalaman,
artinya berdasarkan pikiran kritis. Akan tetapi pengalaman belum tenti teratur
dan bertujuan.
6. Penelitian
ilmiah, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa
gejala dengan jalan analisis dan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta
masalah yang disoroti untuk kemudian mengusahakan pemecahanya.
Penelitian secara ilmiah dilakukan
manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai taraf keilmuan,
yang disertai dengan keyakinan bahwa setiap gejala dapat ditelaahdan dicari
sebab akibatnya.
B.
KELOMPOK
ILMU PENGETAHUAN
Secara umum dan konvensional dikenal adanya empat kelompok
ilmu pengetahuan, yaitu masin-masing:
1. Ilmu
matematika
2. Ilmu
pengetahuan alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala alam baik yang hayati maupun yang tidak hayati
3. Ilmu
tentang perilaku yang disatu pihak mayoritas perilaku hewan, dan dilain pihak
mayoritas perilaku manusia, yang terakhir ini sering kali dinamakan ilmu-ilmu
sosial yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan yang masing-masing menyoroti sesuatu
bidang didalam kehidupan masyarakat.
4. Ilmu
pengetahuan kerohanian, yang merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang
mempelajari perwujudan spiritual kehidupan bersama manusia.
Keempat kelompok ilmu pengetahuan tersebut diatas didasrkan
pada objeknya. Dari sudut sifatnya dapat dibedakan antara ilmu pengetahuan yang
eksak dan ilmu pengetahuan yang non-eksak. Pada umumnya, ilmu-ilmu sosial
bersifat noneksak, walaupun ekonomi misalnya, sering menggunakan
rumusan-rumusan ilmu pasti dan demikian juga psikologi dan
sosiologi(sosio-metri). Kelompok ilmu-ilmu pengetahuan alam pada umumnya
bersifat eksak, sedangkan kebalikannya ilmu pengetahuan kerohanian boleh
dikatakan bersifat nineksak.
Dari sudut penerapanyan, maka biasanya dibedakan antara ilmu
pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan diterapkan. Ilmu pengetahuan murni
terutama bertujuan untuk membentuk dan mengebangkan ilmu pengetahuan secara
abstrak, yaitu untuk mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan diterapkan
bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut di dalam
masyarakat dengan maksud untuk membantu masyarakat di dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya. Selain dari itu, maka dapat pula dibedakan
antara ilmu-ilmu yang teoritis-rasional, teoritis-empiris dan empiris-praktis.
Pada ilmu yang teoritis-rasional (misalnya dogmatik hukum), cara berpikir yang
dominan adalah deduktif dengan mempergunakan silogisme. Cara berpikir
deduktif-induktif atau induktif-deduktif banyak digunakan dalam ilmu-ilmu
teoritis-empiris, seperti misalnya, sosiologi. Di dalam ilmu-ilmu yang
empiris-praktis, seperti misalnya pekerjaan sosial atau kesejahteraan sosial
(sosiatri), lebih banyak digunakan cara berpikir induktif.
Pustaka :
soekanto,
soejono dan budi sulistyowati. sosiologi
suatu pengantar (edisi revisi). jakarta:rajawali pers,2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar