Rabu, 08 Maret 2017

contoh proposal PTK



PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)


UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN BARAKA KECAMATAN BARAKA KABUPATEN ENREKANG TAHUN AJARAN 2016/2017







OLEH:
ANUGRAH
NIM.








PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016/2017


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha Esa karena atas rahmatnya sehingga proposal yang berjudul “peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inovatif kooperatif pada mata pelajaran IPS kelas VII MTsN Baraka kec. Barakah Kab. Enrekang” dapat tersusun hingga selesai. Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak Drs. Maharuddin Pangewa, M.Si. selaku dosen pengampuh mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas atas bimbingannya selama proses belajar mengajar. Dan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini baik dalam bentuk material maupun pikiran.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekeliruan dalam penyusunan proposal ini yang disebabkan karena keterbatasan ilmu dari penulis sendiri, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis sendiri dan demi perbaikan dalam penyusenan proposal-proposal selanjutnya.

Makassar,   Desember 2016


penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    Latar Belakang....................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C.     Pemecahan Masalah............................................................................... 2
D.    Tujuan Penulisan.................................................................................... 4
E.     Manfaat Penulisa.................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS................................... 5
A.    Pengertian Pembelajaran Inovatif.......................................................... 5
B.     Pengertian Pembelajaran Kooperatif...................................................... 5
C.     Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif......................................... 6
D.    Beberapa model pembelajaran kooperatif.............................................. 8
E.     Metode pembelajaran kooperatif.......................................................... 12
F.      Minat Belajar......................................................................................... 16
G.    Mata pelajaran IPS................................................................................ 19
H.    Hipotesis............................................................................................... 21
BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN........................... 22
A.    Subjek Penelitian................................................................................... 22
B.     Waktu.................................................................................................... 22
C.     Lama Tindakan..................................................................................... 22
D.    Lokasi.................................................................................................... 22
E.     Prosedur Penelitian............................................................................... 22
F.      Jadwal Penelitian.................................................................................. 24
G.    Rencana Anggaran................................................................................ 24
INSTRUMEN PTK OBSERVASI............................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seiring dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh peserta didik.
Umumnya, persiapan awal yang dilakukan adalah membuat suatu perncanaan pembelajaran, yaitu mulai dari membuat perumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. tujuan pembelajaran ini selanjutnya menjadi tolak ukur dalam menentukan langkah-langkah berikutnya, yaitu rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Demi pencapaian tujuan ini setiap guru diharuskan untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Berkaitan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannyadalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat minat belajar peserta didik dan pada akhirnya dapat mempengaruhi penguasaan atau prestasi belajar peserta didik yang dihadapi.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman sebagai hasil pengamatan peneliti di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata disebabkan oleh rendahnya minat belajar peserta didik dimana hanya sekitar 40 % dari peserta didik yang aktif dalam hal seperti bertanya, menjawab ataupun menyampaikan pendapatnya dalam proses belajar mengajar. Sehingga nilai belajar rata-rata peserta didik pada mata pelajaran IPS pada kelas VII MTsN baraka sukup rendah, yaitu hampir 55 % dari jumlah peserta didik mendapat nilai dibawah 75. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS pada kelas VII MTsN Baraka kurang berhasil karena hanya sekitar 45% dari jumlah peserta didik yang dapat dinyatakan tuntas dalam mata pelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah atau ekspositori dimana proses belajar mengajar hanya berpusat pada guru, dan kurang memberikan kesempatang atau peluang kepada peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Inilah yang menjadi tolak ukur peneliti bahwasanya minat belajar sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Untuk itu dibutuhkan suatu kreatifitas dalam menggunakan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan yaitu model pembelajaran inovatif kooperatif, dimana model pembelajaran inovatif kooperatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, proses pembelajaran dirancang, disusun dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Pada model ini hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun sehingga diharapkan minat belajar peserta didik bisa meningkat dan selanjutnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran IPS. Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut  penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Upaya peningkatan minat belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran inovatif kooperatif pada mata pelajaran IPS kelas VII MTsN Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Tahun pelajaran 2016/2017”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran inovatif kooperatif dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS di kelas VII MTsN Baraka?”

C.    Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, yakni penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Adapun prosedur pemecahan masalah sesuai dengan metodologi penelitian tindakan kelas dapat dilihat sebagai berikut:
Rumusan masalah
Pemecahan
Tindakan
Refleksi
Refleksi
Observasi
Observasi
Perencanaan ulang
Tindakan
 






















Gambar 1 prosedur penelitin




D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan menggunaka model pembelajaran Inovatif Kooperatif.

E.     Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam Meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS
2.      Guru
Memberikan informasi kepada guru mengenai model pembelajaran terutama mengenai model pembelajaran inovatif kooperatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan.
3.      Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah demi meningkatkan minat belajar peserta didik.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.    Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran semacam ini akan membuat anak kurang tertarik dan termotifasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang diperoleh siswadi dalam kelas cenderung artifisial dan seolah-olah terpisah dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. (Nurdin dan Hamzah, 2015;106).
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang , disusun dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Otomatis siswa sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. pembelajaran semacan ini disebut pembelajaran aktif. (Nurdin dan Hamzah,2015).

B.     Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamnya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotifasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. (Priyanto,2007)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Nurhadi dan Senduk,2003). Menurut Lie (2002) pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang bersrtuktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro (dalam Priyanto,2007) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih dan silih asuh antarsesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar yang lain. (Wena,2008:188)

C.    Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif
Pembelajarn kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi & Senduk (2003) dan Lie (2002) ada beberapa elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu (a) saling ketergantungan positif (pessitive interdependence); (b) interaksi tatap muka (individual accountability); (c) akuntabilitas individual (individual accountability), dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (use of collarative/social skill). (Wena,2008;190)
1.      Saling ketergantungan positif
Dalam sistem pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Siswa yang satu membutuhkan siswa yang lain, demikian pula sebaliknya.dalam hal ini kebutuhan antara siswa tentu terkait dengan pembelajaran (bukan kebutuhan yang berada di luar pembelajaran). hubungan yang salng membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Dalam pmbelajaran kooperatif setiap anggota kelompok sadar bahwa mereka perlu bekerja sama dalam mencapai tujuan. Suasana saling ketergantunga tersebut dapat diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu sebagai berikut.
a.       Saling ketergantungan dalam pencapaian tujuan
b.      Saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas
c.       Saling ketergantungan bahan atau sumber belajar
d.      Saling ketergantungan peran
e.       Saling ketergantungan hadiah
2.      Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya denh=gan guru, tetapi juga dengan sesama siswa (Nurhadi & Senduk,2003). Jadi dalam hal ini, semua anggota kelompok berinteraksi saling berhadapan, dengan menerapkan keterampilan bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Dalam hal ini antaranggota kelompok melaksanakan aktifitas-aktifitas dasar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang memberi penjelasan, berkata sopan, meminta bantuan, memberi penjelasan dan sebagainya. Pada proses pembelajarn yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi.
3.      Akuntabilitas individual
Mengingat pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok, maka setiap anggota harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan pekerjaan kelompok. Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap siswa (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguansaan materi pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasarkan atas rata-rta nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan tangguang jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa. Tanpa adanya tanggung jawab individu, keberhasilan kelompok akan sulit tercapai.
4.      Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbinh siswa agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antaranggota kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi scara sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antarpribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga teguran dari sesama siswa. Dengan adanya teguran tersebut siswa secara perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antarpribadi.
Menurut Lie (2002) ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif, yaitu (a) pengelompokan, (b) semangat pembelajaran kooperatif, dan (c) penataan ruang kelas. Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dijadikan pijakan dasar oleh guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas. Tanpa memperhatikan masalah tersebut, tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif sulit tercapai.(Wena.2008)

D.    Beberapa model pembelajaran kooperatif
1.      Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Pembelajaran kooperatif model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari universitas John Hopkin USA. Secara umum cara pnerapan model STAD di kelas adalah sebagai berikut.
a.       Kelas dibagi dalam beberapa kelompok
b.      Tiap kelompok siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.       Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
d.      Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan.
e.       Selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
f.       Tiap minggu atau dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maaupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
g.      Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka semua kelompok tersebut wajib diberi penghargaan
2.      Model Jigsaw
Pembelajaran kooperatif model jigsaw dikembangkan oleh Ellot Aronson dari universitas Texas USA. Secara umum penerapan model jigsaw di kelas adalah sebagai berikut.
a.       Kelas dibagi dalam beberapa kelompok
b.      Tiap kelompok siswa terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.       Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
d.      Dari masing-masing kelompok diambil seorang anggota untuk membentuk kelompok baru (kelompok pakar) dengan membahas tugas yang sama. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota kelompok pakar.
e.       Anggota kelompok pakar kemudian kembali lagi kekelompok semula, untuk mengajari anggota kelompoknya. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota kelompok.
f.       Selama proses pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.
g.      Tiap minggu atau dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
h.      Bagi siswa dan kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna maka wajig diberi penghargaan.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Menurut priyanto (2007) dalam penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a.       Pembentukan kelompok asal
Setiap kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen
b.      Pembelajaran pada kelompok asal
Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individual.
c.       Kebutuhan kelompok ahli
Ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam submateri pelajaran. Kemudidn masing-masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
d.      Diskusi kelompok ahli
Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoslan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
e.       Diskusi kelompok asal (induk)
Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masig kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran.
f.       Diskusi kelas
Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.
g.      Pemberian kuis
Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.
h.      Pemberian penghargaan kelompok
Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagan dan bonus nilai.
3.      Model GI (group investigation)
Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran ini didasarkan atas minat anggotanya. Pembelajaran dengan model GI memuntut melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui investigasi (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004). Dalam hal ini ada empat tahapan yang menentukan keterlibatan anggota tim, yaitu sebagai berikut.
a.       Identifikasi topik. Setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam melakukan identifikasi terhadap topik-topik pembelajaran yang akan dibahas.
b.      Perencanaan tugas belajar. Setelah topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya adalah merencanakan tugas belajar. Dalam hal ini bisa saja tugas pembelajaran dibagi=bagi untuk setiap anggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan.
c.       Pelaksanaan kegiatan penelitian. Setiap tugas pembelajaran masing-masing anggota ditetapkan, setiap anggota mulai menetapkan penelitian. Setalah masing-masing anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk menyimpulkan hasil penelitian.
d.      Persiapan laporan akhir. Setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukan penulisan akhir laporan penelitian.
e.       Presentasi penelitian. Lankah berikutnya adalah setiap kelompok mempresentasikan hasil penelitiannya di forum kelas.
f.       Evaluasi. Dari hasil diskusi kelas masing-masing kelompok mengevaluasi hasil penelitiannya lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusi kelas. Terakhir, setiap kelompok siswa membuat laporan akhir yang telah disempurnakan.

E.     Metode pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran kooperatif yang dikembankan berdasarkan teori psikologi sosial yang meningkatkan kompetensi peserta didik dalam berinteraksi dengan orang lain. Metode kooperatif yang dijelaskan pada bahasan ini dikembangkan berdasarkan teori dan pertimbangan efisiensi. Metode kooperatif dapat dikombinasikan dengan metode lainnya untuk berbagai tujuan pembelajaran. beberapa metode pembelajaran kooperatif yang umum dikenal adalah sebagai berikut. (Sanai,2014)
1.      Numbered Heads Together (NHT)
Tahapan pembelajaran NHT mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.      Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.       Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
e.       Tanggapan dari teman yang lain ditampung, kemudian furu menunjuk nomor yang lain.
f.       Simpulan
2.      Cooperative Script
Tahapan pembelajaran Script mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Guru membagi siswa ke dalam sejumlah pasangan.
b.      Guru membagikan wacana/materi dan siswa membaca dan membuat ringkasannya.
c.       Guru dan siswa menetapkan siswa yang petama berperan sebagai pembicara dan siswa-siswa lain berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
e.       Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar memjadi pendengar dan sebaliknya.
f.       Simpulan dibuat oleh siswa bersama guru.
g.      Penutup.
3.      Kepala Bernomor Struktur
Tahapan penerapan metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Siswa dibagi ke dalam sejumlah kelompok dan setiap siswa anggota kelompok mendapat nomor.
b.      Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
c.       Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antarkelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain.
d.      Laporan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e.       Simpulan
4.      Team Assisted Individualization
Team Assisted Individualization adalah kombinasi dari belajar kooperatif dengan belajar individu. Prosedur metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Bentuk kelompok yang terdiri dari peserta didik dengan kemampuan yang bervariasi.
b.      Setiap peserta didik mempelajari unit pelajaran secara individual.
c.       Anggota kelompok menggunakan lembar jawabanuntuk mengecek pekerjaan semua peserta didik dalam kelompok, dan memastikan bahwa semua anggota kelompok siap untuk diuji atau mengikuti tes unit belajar.
d.      Kelompok melakukan diskusi dan tutorial sejawat, dan meminta bantuan anggota lain sebelum bertanya pada guru.
e.       Guru melakukan penilaian dengan menghitung: jumlah unit belajar yang selesai dipelajari anggota kelompok, dan nilai anggota kelompok pada tes unit.
f.       Kelompok yang mencapai kriteria penilaian menerima penghargaan.
5.      Team Accelerated Instruction
Team Accelerated Instruction juga merupakan kombinasi antara pembelajaran individual dan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut.
a.       Guru menyusun materi semester dalam tugas-tugas mingguan.
b.      Guru memberikan pengarahan pada awal semester tentang hasil belajar yang dapat dicapai melalui tugas mingguan.
c.       Tim mengambil tugas mingguan, tim yang sudah dapat menyelesaikan tugas dapat mengambil tugas berikutnya.
d.      Tim mengumpulkat tugas yang paling cepat, banyak dan berkualitas yang akan mendapat skor yang tinggi dan mengakhiri kegiatan belajar waktu untuk belajar masih tersisa.
6.      Metode Two Stay, Two Stray
Prosedur pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Siswa bekerja sama dengan kelompok yang berjumlah empat orang.
b.      Setelah selesai, dua orang masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain.
c.       Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ketamu mereka.
d.      Tamu mohon diri dan kembali kekelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompo lain.
e.       Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
7.      Metode Belajar Bersama
Langkah-langkah pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.       Guru memberi proyek untuk dikerjakan bersama oleh tiap-tiap kelompok.
b.      Kelompok membagi tugas kepada setiap anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
c.       Masing-masing anggota kelompo bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan bersama sehingga apabila ada anggota yang kesulitan, aggota lain wajig membantu.
d.      Nilai diperoleh berdasarkan hasil kerja kelompok.
8.      Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode ini mengatur supaya peserta didik belajar atau bekerja dengan cara berpasangan. Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut.
a.       Guru membagi peserta didik menjadi dua kelompok.
b.      Guru membagi wacana/materi kepada tiap kelompok untuk dibaca dan dibuat ringnkasnnya.
c.       Guru menetapkan kelompok yang berperan sebagai penyaji dan kelompok yang berperan sebagai pendengar.
d.      Kelompok penyaji membacakan ringkasan bacaan selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasan.
e.       Kelompok bertukar peran, yaitu kelompo yang semula sebagai penyaji menjadi pendengar dan kelompok pendengar menjadi penyaji.
f.       Peserta didik menyimpulakan hasil diskusi bersama-sama
9.      Wawancara Tiga Langkah (Three-Step Interview)
Prosedur pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut.
a.       Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok
b.      Setiap anggota kelompok memiliki anggota kelompok lain sebagai irang yang akan diwawancarai.
c.       Masing-masing pasangan melakukan wawancara, satu sebagai pewawancara dengan mengajukan pertanyaan klarifikasi dan satu lagi sebagai orang yang diwawancarai.
d.      Pasangan pergantian peran, yang diwawancarai menjadi pewawancara.
e.       Masing-masing anggota kelompok kembali kekelompoknya dan berbagai respons wawancara pada teman satu kelompoknya.

F.     Minat Belajar
Defenisi tentang minat yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain; (a) Tidjan (dalam Hariyanto, 2010:1. Online) mengatakan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek. (b) Drs. Dyimyati Mahmud (2005) minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas. (c) Hilfard (dalam belajarpisikologi. Online) memberi rumusan tentang minat yaitu “interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or conten”t. Minat adalah kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. (d) Witherington (2005 :100) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya. Menurut Slameto ( 2010:180 ) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat juga pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sumadi Suryabrata (2007:109) berpendapat minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow and Crow minat juga merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu individu itu sendiri yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian belajar tersebut. Menurut Crow and Crow juga ada 3 faktor yang menimbulkan minat yaitu: Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif social, faktor emosional.  
(Rauf,Dewi A. http://kim .ung.ac. id/ index. Php /KIMFIP/ article/ view File / 4270 / 4246)
Dari beberapa pengertian minat di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa minat adalah adanya ketertarikan atau kecenderungan seseorang dalam hal ini siswa atas sesuatu hal atau objek tertentu tanpa adanya paksaan karena didasarkan atas keinginan sendiri.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli adalah  (a) Whittaker, belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman, (b) Kimble, belajar adalah perubahan relatif permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai akibat adanya latihan yang diperkuat, (c) Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap, (d) Sdaffer, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap, sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu atau kelompok sebagai usaha dalam mengetahui suatu hal yang tidak diketahuinya sebagai usaha dalam merubah timgkah laku ke arah yang lebih baik yang diperoleh dari berbagai bahan dan sumber.
Menurut Loekmono (dalam Sarjanaku, 2012:1. Online) minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Selanjutnya Loekmono juga mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu:
1.      Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
2.      Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.
3.      Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.
4.      Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman
5.      Gambaran diri di masa depan mendorong untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.
Minat belajar dapat diingatkan melalui konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar disekolah.
Slameto.2005 (http://www.referensimakalah.com//2012/09/pengertian-minat-belajar.html ) mengatakan factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar disekolah bisa diatasi guru dengan cara:
1.      Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseri
2.      Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan
3.      Mengembangkan kebiasaan yang teratur
4.      Meningkatkan kondisi fisik siswa
5.      Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa
6.      Menyediakan sarana penunjang yang mandiri
(Rauf,Dewi A. http://kim .ung.ac. id/ index. Php /KIMFIP/ article/ view File / 4270 / 4246)
Selain itu, menurut Safari (2003:60) beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut (1) Perasaan senang, (2) Ketertarikan siswa, (3) Perhatian dan (4) Keterlibatan siswa.



G.    Mata Pelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, antara lain seperti ekonomi, sejarah, geografi, dan sosiologi yang disusun secara sistematis dan terpadu yang kemudian menjadi suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipecah-pecah lagi karena telah terintegrasi dalam ilmu pengetahuan sosial. Numan Sumantri menyatakan bahwa“Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan dikaji secara ilmiah danpedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.”
Trianto menyatakan bahwa ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial.Ilmu-ilmu sosial yang dimaksud seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial masyarakat yang diwujudkan dalam satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabangilmu sosial tersebut .
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memang sudah diterapkan dari jenjang SD/MI, sampai tingkat sekolah menengah baik SMP maupun SMA. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran pada jenjang pendidikan di tingkat sekolah, yang dikembangkan secara terintegrasi dengan mengambil konsep-konsep esensial dari Ilmu-ilmu Sosial dan HumanioraSecara sederhana Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ada yang mengartikan sebagai studi tentang manusia yang dipelajari oleh peserta didik di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Dalam kenyataannya bidang studi tersebut sering disebut dengan istilah-istilah antropologisosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi, ataupun psikologi sosial.Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan dari paraahli atau pakar kita di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. Ilmu PengetahuanSosial (IPS) sebagai mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975. Gagasan IPS di Indonesia pun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah pemikiran SocialStudies yang terjadi di luar negeri terutama perkembangan pada“National Council for the Social Studies” (NCSS) sebagai organisasi profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam memajukan socialstudies bahkan sudah mampu mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum perkuliahan .
Pada hakekatnya pendekatan pembelajaran IPS di sekolah (SMP) yang bersifat sistematis, komprehensif dan terpadu (integrated) bertujuan “agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik”. Sehingga peserta didik dapat menguasai dimensi-dimensi pembelajaran IPS di sekolah, yaitu: “menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values), dan bertindak (actions)”.
Menurut Numan Soemantri tujuan pendidikan IPS disekolah adalah menumbuhkan nilai-nilai kewarganegaraan, moral, idiologi negara, dan agama . Tujuan mata pelajaran ilmupengetahuan sosial (IPS) sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 itu, bahwa mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.      Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2.      Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3.      Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.      Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global




H.    Hipotesis
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas maka berikut ini dapat dijadikan hipotesis dirumuskan sebagai berikut.
Jika penerapan model pembelajaran inovatif kooperatif berjalan dengan efektif dan efesien maka minat belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan meningkat.
BAB III
RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
A.    Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran 2016-2017.

B.     Waktu
Penelitian ini direncanakan dalam jangka 8 (delapan) minggu, yaitu dimulai pada tanggal 02 Januari 2017 - 27 Februari 2017.

C.    Lama Tindakan
Tindakan penelitian direncanakan dilakukan selama tiga minggu untuk tiga kali putaran di lapangan (sekolah)diluar dari persiapan dan penyusunan laporan.

D.    Lokasi
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di MTsN Baraka, Jl. Pendidikan No. 7 Baraka.

E.     Prosedur penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus (3x putaran). Setiap siklus dijelaskan sebagai berikut.
1.      Siklus 1
Pada siklus ini difokuskan pada upaya peningkatan minat belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran inovatif kooperatif dengan membagi kelas dalam beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan atau kecerdasan dan jenis kelamin. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan. Setelah itu tiap kelompok diberi kesempatan untuk memaparkan hasil pekerjaan dalan kelompoknya. Indikator keberhasilan diukur dari meningkatnya secara kuantitatif aktifitas siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran maupundalam mengerjakan tugas sesuai dengan jenis tugas yang diberikan kepada setiap kelompok.
2.      Siklus 2
Pada siklus ini difokuskan pada perbaikan implementasi model inovatif kooperatif (masih dalam bentuk pembagian kelompok dengan 4-5 siswa dalam masing-masing kelompok kemudian mesing-masing kelompok diberikan bahan ajar untuk dibahas dalam kelompoknya) siswa yang tergolong cerdas dalam kelompoknya berperan sebagai ketua kelompok dan  membantu atau mengajarkan teman kelompknya mengenai bahan ajar yang telah diberikan pada masing-masing kelompok yang belum dipahami. sedangkan guru berperan sebagai pembimbing ketua kelompok dan sebagai fasilitator.indikator keberhasilannya yaitu diukur dari kegairahan siswa dalam proses pembelajaran dengan banyaknya siswa yang bertanya kepada ketua kelompoknya, berani menyampaikan pendapatnya atau gagasannya, keseriusan dalam mengerjakan tugas yang diberikan kepada masing-masing kelompok serta berani memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain dan guru. Karena guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk memaparkan hasil kerja kelompoknya kepada kelompok lain dengan cara mereka disebar ke tiap-tiap kelompok dan begitupun dengan kelompok yang lain.
3.      Siklus 3
Siklus ini dilakukan dengan pembelajaran menggunakan model inovatif kooperatif dengan penyempurnaan pada aspek tertentu hasil observasi dan refleksi siklus dua. Indikator keberhasilan diukur dari meningkatnya kuantitas siswa yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar baik dalam bentuk bertanya, menjawab, menyampaikan pendapatnya, keseriusan mengerjakan tugas yang diberikan, keberanian memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas serta keberanian siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran.



F.     Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
No
JENIS KEGIATAN
WAKTU MINGGU KE
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Persiapan








Penyusunan konsep pelaksanaan






Penyusunan instrumen







2
Pelaksanan








Melakukan tindakan siklus 1







Melakukan tindakan siklus 2







Melakukan tindakan siklus 3







3
Penyusunan laporan








Menyusun konsep laporan







Menyempurnakan draf laporan

























G.    Rencana Anggaran
1.      Biaya pelaksanaan dan operasional
KEGIATAN
JUMLAH (RP)
Biaya transportasi
Rp. 350.000,00
Pembuatan instrumen
Rp. 150.000,00
Pengadaan buku sumber
Rp. 100.000,00
Pembuatan media pembelajaran
Rp. 100.000,00
Pengolahan data
Rp.150.000,00
2.      Biaya manajemen
NAMA
JUMLAH (Rp)
Seleksi
Rp. 70.000,00
Pemberkasan
Rp. 100.000,00
Pengirim usulan
Rp. 100.000,00
Rekapitalisasi Biaya
NAMA
TOTAL (Rp)
Biaya pelaksanaan dan operasional
Rp. 850.000,00
Biaya Manajemen
Rp. 270.000,00
JUMLAH
Rp. 1.120.000,00



INSTRUMEN PTK OBSERVASI
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Mata Pelajaran            : IPS
Siklus ke                      : 1 (satu)
Hari, tanggal               :Senin, 09 januari 2017
Nama Kelompok/Siswa
Semangat
Perhatian
Ketenangan
Partisipasi
Tingkat kebenaran tugas
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Kelompok 1
Ketua kelompok:
·         Rika Halim
Anggota:
·         Astrid
·         Febi
·         Ilham
·         Devi















Kelompok 2
Ketua kelompok:
·         Ari fuddin
Anggota
·         Ramadan
·         Reza
·         Asriani
·         Rahmi















Kelompok 3
Ketua kelompok:
·         Ulil Albab
Anggota:
·         Rahmina
·         Egi
·         Hairul
·         Ersi















Kelompok 4
Ketua kelompok:
·         Husnuzzan
Anggota:
·         Herlina
·         Harianti
·         Aini
·         Wali















Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa  Untuk Kelompok
KETERANGAN:


Skor 1      :Kurang        
Skor 2      :Cukup
Skor 3      :Baik
Skor 4      :Sangat Baik


No.
Nama Siswa
Indikator Capaian
Kehadiran
Bertanya
Menjawab
Menyampaikan Pendapat
Mempresentasekan tugas
1
Rika Halim
-
-
2
Astrid
-
3
Febi
-
-
4
Ilham
-
-
5
Devi
-
-
-
6
Ari fuddin
-
7
Ramadan
-
-
8
Reza
-
-
-
-
-
9
Asriani
-
-
10
Rahmi
-
11
Ulil Albab
-
-
12
Rahmina
-
-
13
Egi
-
14
Hairul
-
-
15
Ersi
-
-
16
Husnuzzan
-
-
No.
Nama Siswa
Indikator Capaian
Kehadiran
Bertanya
Menjawab
Menyampaikan Pendapat
Mempresentasekan tugas
17
Herlina
-
18
Harianti
-
-
-
19
Aini
-
-
-
20
Wali
-
-
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa  Untuk Individu

No.
Indikator Capaian
Tolli
1
Kehadiran
IIII IIII IIII IIII
2
Bertanya
IIII III
3
Menjawab
IIII II
4
Menyampaikan Pendapat
IIII I
5
Mempresentasikan Tugas
IIII IIII IIII IIII



Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Guru     : Anugrah S.pd
Kelas/Sekolah : VII /MTsN Baraka
Hari/tanggal    : Senin, 09 Januari 2017
Pertemuanke   : 1 (satu)
Siklus ke          : 1 (satu)
Petunjuk penggunaan:
Berikan tanda silang (X) pada angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 0 = tidak sesuai/tidak tampak; 1 = kurang baik; 2 = cukup; 3 = baik; 4 = sangat baik.
No.
Aspek Penilaian
Kategori
Persiapan
-
1
Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan seksama
0
1
2
3
4
2
Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPP
0
1
2
3
4
3
Materi pembelajaran yang akan diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran sebelumnya
0
1
2
3
4
4
Guru mempersiapkan media pembelajaran
0
1
2
3
4
5
Guru mempersiapkan seting kelas untuk pembelajaran
0
1
2
3
4
6
Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan mental
0
1
2
3
4

Proses Pembelajaran





1
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
0
1
2
3
4
2
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik
0
1
2
3
4
3
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
0
1
2
3
4
4
Guru menentukan peran siswa dalam masing-masing kelompok yaitu ketua dan anggota
0
1
2
3
4
5
Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda
0
1
2
3
4
6
Guru menjelaskan aturan main atau menjelaskan apa yang menjadi tugas dari masing-masing kelompok
0
1
2
3
4
7
Guru menunjuk siswa yang akan mempresentasikan hasil tugas kelompoknya
0
1
2
3
4
8
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada kelompok yang sedang mempresentasikan tugasnya
0
1
2
3
4
9
Guru memberkan pembetulan apa bila ada siswa yang keliru dalam menjawab pertanyaan siswa lain
0
1
2
3
4
10
Guru memberikan penilaian terhadap tugas masing-masing kelompok
0
1
2
3
4
11
Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan tugas kelompoknya
0
1
2
3
4

Karakteristik Pribadi Guru





1
Guru sabar terutama untuk memancing respon siswa
0
1
2
3
4
2
Guru berupaya memancing siswa agar terlibat aktif dalam pembelajaran
0
1
2
3
4
3
Guru bersikap tegas dan jelas
0
1
2
3
4
4
Penampilan guru menarik dan tidak membosankan
0
1
2
3
4
5
Guru menggunakan bahasa yang baik dan berterima
0
1
2
3
4
6
Guru selalu menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang selalu punya inisiatif,kreatif, dan berprakarsa
0
1
2
3
4



DAFTAR PUSTAKA
Nurdin Muhammad, Hamzah.2015.belajar dengan pendekatan PAILKEM (pembelajar aktif inofatif lingkungan kreatif efektif dan menarik).Jakarta:Bumi aksara
Rauf,Dewi A. http://kim .ung.ac. id/ index. Php /KIMFIP/ article/ view File / 4270 / 4246
Sanai Ridwan Abdullah.2014.inovasi pembelajaran.Jakarta:Bumi aksara
Wena Made.2008.strategi pembelajaran inovatif kontemporer (suatu tujuan konseptual operasional). Jakarta:bumi aksara

2 komentar: