PROPOSAL
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
(PTK)
UPAYA
PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN BARAKA KECAMATAN BARAKA
KABUPATEN ENREKANG TAHUN AJARAN 2016/2017
OLEH:
ANUGRAH
NIM.
PRODI
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha Esa karena atas rahmatnya
sehingga proposal yang berjudul “peningkatan
minat belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inovatif kooperatif
pada mata pelajaran IPS kelas VII MTsN Baraka kec. Barakah Kab. Enrekang”
dapat tersusun hingga selesai. Saya selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada Pak Drs. Maharuddin Pangewa, M.Si. selaku dosen pengampuh mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas atas bimbingannya selama proses belajar mengajar. Dan terima
kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini
baik dalam bentuk material maupun pikiran.
Penulis
menyadari masih terdapat banyak kekeliruan dalam penyusunan proposal ini yang disebabkan
karena keterbatasan ilmu dari penulis sendiri, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya bagi penulis sendiri dan demi perbaikan dalam penyusenan
proposal-proposal selanjutnya.
Makassar, Desember 2016
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Pemecahan Masalah............................................................................... 2
D. Tujuan Penulisan.................................................................................... 4
E. Manfaat Penulisa.................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS................................... 5
A. Pengertian Pembelajaran Inovatif.......................................................... 5
B. Pengertian Pembelajaran Kooperatif...................................................... 5
C.
Unsur-unsur
dalam pembelajaran kooperatif......................................... 6
D.
Beberapa model
pembelajaran kooperatif.............................................. 8
E.
Metode
pembelajaran kooperatif.......................................................... 12
F.
Minat Belajar......................................................................................... 16
G.
Mata pelajaran
IPS................................................................................ 19
H.
Hipotesis............................................................................................... 21
BAB III RENCANA DAN PROSEDUR
PENELITIAN........................... 22
A.
Subjek
Penelitian................................................................................... 22
B.
Waktu.................................................................................................... 22
C.
Lama Tindakan..................................................................................... 22
D.
Lokasi.................................................................................................... 22
E.
Prosedur
Penelitian............................................................................... 22
F.
Jadwal
Penelitian.................................................................................. 24
G.
Rencana Anggaran................................................................................ 24
INSTRUMEN PTK OBSERVASI............................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 32
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring
dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu
menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang
akan berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai
oleh peserta didik.
Umumnya,
persiapan awal yang dilakukan adalah membuat suatu perncanaan pembelajaran, yaitu
mulai dari membuat perumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap
akhir kegiatan pembelajaran. tujuan pembelajaran ini selanjutnya menjadi tolak
ukur dalam menentukan langkah-langkah berikutnya, yaitu rangkaian kegiatan yang
akan dilaksanakan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Demi
pencapaian tujuan ini setiap guru diharuskan untuk benar-benar memahami
strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Berkaitan dengan hal tersebut,
seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannyadalam
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan
berdampak pada tingkat minat belajar peserta didik dan pada akhirnya dapat mempengaruhi
penguasaan atau prestasi belajar peserta didik yang dihadapi.
Akan
tetapi berdasarkan pengalaman sebagai hasil pengamatan peneliti di lapangan,
kegagalan dalam belajar rata-rata disebabkan oleh rendahnya minat belajar
peserta didik dimana hanya sekitar 40 % dari peserta didik yang aktif dalam hal
seperti bertanya, menjawab ataupun menyampaikan pendapatnya dalam proses
belajar mengajar. Sehingga nilai belajar rata-rata peserta didik pada mata
pelajaran IPS pada kelas VII MTsN baraka sukup rendah, yaitu hampir 55 % dari
jumlah peserta didik mendapat nilai dibawah 75. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pembelajaran IPS pada kelas VII MTsN Baraka kurang berhasil karena hanya
sekitar 45% dari jumlah peserta didik yang dapat dinyatakan tuntas dalam mata
pelajaran IPS. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar
hanya menggunakan metode ceramah atau ekspositori dimana proses belajar
mengajar hanya berpusat pada guru, dan kurang memberikan kesempatang atau
peluang kepada peserta didik untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar
mengajar. Inilah yang menjadi tolak ukur peneliti bahwasanya minat belajar
sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Untuk
itu dibutuhkan suatu kreatifitas dalam menggunakan model pembelajaran yang dilakukan
oleh guru agar dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Salah satu model
pembelajaran yang tepat digunakan yaitu model pembelajaran inovatif kooperatif,
dimana model pembelajaran inovatif kooperatif lebih mengarah pada pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, proses pembelajaran dirancang, disusun dan
dikondisikan untuk siswa agar belajar. Pada model ini hubungan antara guru dan
siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun sehingga
diharapkan minat belajar peserta didik bisa meningkat dan selanjutnya dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran IPS.
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Upaya peningkatan minat belajar peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif kooperatif pada mata pelajaran IPS kelas VII MTsN Baraka
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang Tahun pelajaran 2016/2017”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model
pembelajaran inovatif kooperatif dapat meningkatkan minat belajar peserta didik
pada mata pelajaran IPS di kelas VII MTsN Baraka?”
C.
Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah dari rumusan masalah yang
telah disebutkan di atas dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan
kelas, yakni penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Adapun prosedur pemecahan masalah sesuai dengan metodologi
penelitian tindakan kelas dapat dilihat sebagai berikut:
Rumusan masalah
|
Pemecahan
|
Tindakan
|
Refleksi
|
Refleksi
|
Observasi
|
Observasi
|
Perencanaan ulang
|
Tindakan
|
Gambar 1 prosedur penelitin
D.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan
menggunaka model pembelajaran Inovatif Kooperatif.
E.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Peserta didik
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam Meningkatkan minat belajar peserta didik
pada mata pelajaran IPS
2.
Guru
Memberikan
informasi kepada guru mengenai model pembelajaran terutama mengenai model
pembelajaran inovatif kooperatif yang sesuai dengan karakteristik materi yang
diajarkan.
3.
Sekolah
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi kepala sekolah
untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan dengan upaya
menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efesien di sekolah demi
meningkatkan minat belajar peserta didik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.
Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran semacam ini akan
membuat anak kurang tertarik dan termotifasi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak
bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang
diperoleh siswadi dalam kelas cenderung artifisial dan seolah-olah terpisah
dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. (Nurdin dan Hamzah,
2015;106).
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang , disusun
dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat
pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena
dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara
guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Otomatis siswa sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan
seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. pembelajaran semacan ini disebut
pembelajaran aktif. (Nurdin dan Hamzah,2015).
B.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar
pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling
mengajar sesamnya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif
siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa
kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman
yang membantu dan memotifasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif
setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara
aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. (Priyanto,2007)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
secara sadar menciptakan interaksi yang silih
asah sehingga sumber belajar bagi
siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Nurhadi dan
Senduk,2003). Menurut Lie (2002) pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas yang bersrtuktur, dan dalam sistem ini guru
bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro (dalam
Priyanto,2007) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih dan silih asuh antarsesama
siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai
sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar yang lain. (Wena,2008:188)
C.
Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif
Pembelajarn kooperatif adalah suatu sistem yang di
dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi & Senduk
(2003) dan Lie (2002) ada beberapa elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu (a) saling ketergantungan positif (pessitive interdependence); (b)
interaksi tatap muka (individual
accountability); (c)
akuntabilitas individual (individual
accountability), dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi
atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (use of collarative/social skill). (Wena,2008;190)
1.
Saling
ketergantungan positif
Dalam sistem
pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar
yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Siswa yang satu
membutuhkan siswa yang lain, demikian pula sebaliknya.dalam hal ini kebutuhan
antara siswa tentu terkait dengan pembelajaran (bukan kebutuhan yang berada di
luar pembelajaran). hubungan yang salng membutuhkan antara siswa satu dengan
siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Dalam
pmbelajaran kooperatif setiap anggota kelompok sadar bahwa mereka perlu bekerja
sama dalam mencapai tujuan. Suasana saling ketergantunga tersebut dapat
diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu sebagai berikut.
a.
Saling
ketergantungan dalam pencapaian tujuan
b.
Saling
ketergantungan dalam menyelesaikan tugas
c.
Saling ketergantungan
bahan atau sumber belajar
d.
Saling
ketergantungan peran
e.
Saling
ketergantungan hadiah
2.
Interaksi tatap
muka
Interaksi tatap
muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka
dapat melakukan dialog, tidak hanya denh=gan guru, tetapi juga dengan sesama
siswa (Nurhadi & Senduk,2003). Jadi dalam hal ini, semua anggota kelompok
berinteraksi saling berhadapan, dengan menerapkan keterampilan bekerja sama
untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Dalam hal ini antaranggota
kelompok melaksanakan aktifitas-aktifitas dasar seperti bertanya, menjawab
pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang memberi penjelasan, berkata
sopan, meminta bantuan, memberi penjelasan dan sebagainya. Pada proses
pembelajarn yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar
sehingga sumber belajar lebih bervariasi.
3.
Akuntabilitas
individual
Mengingat
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok, maka setiap
anggota harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan pekerjaan
kelompok. Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap siswa
(individu) harus bertanggung jawab terhadap penguansaan materi pembelajaran
secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasarkan atas rata-rta nilai
anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan
tangguang jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa. Tanpa adanya
tanggung jawab individu, keberhasilan kelompok akan sulit tercapai.
4.
Keterampilan
menjalin hubungan antar pribadi
Dalam
pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbinh siswa agar dapat
berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antaranggota kelompok. Dengan
demikian, dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang
rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,
berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan
berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi tidak
hanya diasumsikan, tetapi scara sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini
siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antarpribadi tidak hanya memperoleh
teguran dari guru tetapi juga teguran dari sesama siswa. Dengan adanya teguran
tersebut siswa secara perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan
antarpribadi.
Menurut Lie (2002) ada tiga hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif, yaitu (a)
pengelompokan, (b) semangat pembelajaran kooperatif, dan (c) penataan ruang
kelas. Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dijadikan pijakan dasar
oleh guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas. Tanpa
memperhatikan masalah tersebut, tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif sulit
tercapai.(Wena.2008)
D.
Beberapa model pembelajaran kooperatif
1.
Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Pembelajaran
kooperatif model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari universitas John
Hopkin USA. Secara umum cara pnerapan model STAD di kelas adalah sebagai
berikut.
a.
Kelas dibagi
dalam beberapa kelompok
b.
Tiap kelompok
siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan,
jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.
Tiap kelompok
diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
d.
Tiap kelompok
didorong untuk mempelajari bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan.
e.
Selama proses pembelajaran
secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
f.
Tiap minggu atau
dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maaupun kelompok
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
g.
Bagi siswa dan
kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi
penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar
yang sempurna maka semua kelompok tersebut wajib diberi penghargaan
2.
Model Jigsaw
Pembelajaran kooperatif model jigsaw dikembangkan
oleh Ellot Aronson dari universitas Texas USA. Secara umum penerapan model
jigsaw di kelas adalah sebagai berikut.
a.
Kelas dibagi
dalam beberapa kelompok
b.
Tiap kelompok
siswa terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan,
jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.
Tiap kelompok
diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
d.
Dari
masing-masing kelompok diambil seorang anggota untuk membentuk kelompok baru
(kelompok pakar) dengan membahas tugas yang sama. Dalam kelompok ini diadakan
diskusi antara anggota kelompok pakar.
e.
Anggota kelompok
pakar kemudian kembali lagi kekelompok semula, untuk mengajari anggota
kelompoknya. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota kelompok.
f.
Selama proses
pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.
g.
Tiap minggu atau
dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
h.
Bagi siswa dan
kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi
penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar
yang sempurna maka wajig diberi penghargaan.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Menurut priyanto (2007) dalam
penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw
ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a.
Pembentukan
kelompok asal
Setiap kelompok
asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen
b.
Pembelajaran
pada kelompok asal
Setiap anggota
dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi
keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individual.
c.
Kebutuhan
kelompok ahli
Ketua kelompok
asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam
submateri pelajaran. Kemudidn masing-masing ahli submateri yang sama dari
kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok
ahli.
d.
Diskusi kelompok
ahli
Anggota kelompok
ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi
tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai
mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoslan yang
menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
e.
Diskusi kelompok
asal (induk)
Anggota kelompok
ahli kembali ke kelompok asal masing-masig kemudian setiap anggota kelompok
asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang
menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung
secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran.
f.
Diskusi kelas
Dengan dipandu
oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan
perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada
siswa.
g.
Pemberian kuis
Kuis dikerjakan
secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal
dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.
h.
Pemberian
penghargaan kelompok
Kepada kelompok
yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagan dan
bonus nilai.
3.
Model GI (group
investigation)
Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran ini
didasarkan atas minat anggotanya. Pembelajaran dengan model GI memuntut
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajari melalui investigasi (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004). Dalam
hal ini ada empat tahapan yang menentukan keterlibatan anggota tim, yaitu
sebagai berikut.
a.
Identifikasi
topik. Setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam melakukan identifikasi
terhadap topik-topik pembelajaran yang akan dibahas.
b.
Perencanaan
tugas belajar. Setelah topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya adalah
merencanakan tugas belajar. Dalam hal ini bisa saja tugas pembelajaran
dibagi=bagi untuk setiap anggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan.
c.
Pelaksanaan
kegiatan penelitian. Setiap tugas pembelajaran masing-masing anggota
ditetapkan, setiap anggota mulai menetapkan penelitian. Setalah masing-masing
anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk
menyimpulkan hasil penelitian.
d.
Persiapan
laporan akhir. Setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukan penulisan
akhir laporan penelitian.
e.
Presentasi
penelitian. Lankah berikutnya adalah setiap kelompok mempresentasikan hasil
penelitiannya di forum kelas.
f.
Evaluasi. Dari
hasil diskusi kelas masing-masing kelompok mengevaluasi hasil penelitiannya
lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusi kelas.
Terakhir, setiap kelompok siswa membuat laporan akhir yang telah disempurnakan.
E.
Metode pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif berbeda dengan model
pembelajaran kooperatif yang dikembankan berdasarkan teori psikologi sosial
yang meningkatkan kompetensi peserta didik dalam berinteraksi dengan orang
lain. Metode kooperatif yang dijelaskan pada bahasan ini dikembangkan
berdasarkan teori dan pertimbangan efisiensi. Metode kooperatif dapat
dikombinasikan dengan metode lainnya untuk berbagai tujuan pembelajaran.
beberapa metode pembelajaran kooperatif yang umum dikenal adalah sebagai
berikut. (Sanai,2014)
1.
Numbered Heads Together (NHT)
Tahapan
pembelajaran NHT mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.
Guru memberi
tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d.
Guru memanggil
salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
e.
Tanggapan dari
teman yang lain ditampung, kemudian furu menunjuk nomor yang lain.
f.
Simpulan
2.
Cooperative Script
Tahapan
pembelajaran Script mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Guru membagi
siswa ke dalam sejumlah pasangan.
b.
Guru membagikan
wacana/materi dan siswa membaca dan membuat ringkasannya.
c.
Guru dan siswa
menetapkan siswa yang petama berperan sebagai pembicara dan siswa-siswa lain
berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara
membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya.
e.
Bertukar peran,
semula sebagai pembicara ditukar memjadi pendengar dan sebaliknya.
f.
Simpulan dibuat
oleh siswa bersama guru.
g.
Penutup.
3.
Kepala Bernomor
Struktur
Tahapan
penerapan metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Siswa dibagi ke
dalam sejumlah kelompok dan setiap siswa anggota kelompok mendapat nomor.
b.
Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
c.
Jika perlu, guru
bisa menyuruh kerja sama antarkelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya
dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain.
d.
Laporan hasil
dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e.
Simpulan
4.
Team Assisted Individualization
Team Assisted Individualization adalah kombinasi dari belajar kooperatif dengan
belajar individu. Prosedur metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
a.
Bentuk kelompok
yang terdiri dari peserta didik dengan kemampuan yang bervariasi.
b.
Setiap peserta
didik mempelajari unit pelajaran secara individual.
c.
Anggota kelompok
menggunakan lembar jawabanuntuk mengecek pekerjaan semua peserta didik dalam
kelompok, dan memastikan bahwa semua anggota kelompok siap untuk diuji atau
mengikuti tes unit belajar.
d.
Kelompok
melakukan diskusi dan tutorial sejawat, dan meminta bantuan anggota lain
sebelum bertanya pada guru.
e.
Guru melakukan
penilaian dengan menghitung: jumlah unit belajar yang selesai dipelajari
anggota kelompok, dan nilai anggota kelompok pada tes unit.
f.
Kelompok yang
mencapai kriteria penilaian menerima penghargaan.
5.
Team Accelerated Instruction
Team Accelerated Instruction juga merupakan kombinasi antara pembelajaran
individual dan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaan metode ini adalah sebagai
berikut.
a.
Guru menyusun
materi semester dalam tugas-tugas mingguan.
b.
Guru memberikan
pengarahan pada awal semester tentang hasil belajar yang dapat dicapai melalui
tugas mingguan.
c.
Tim mengambil
tugas mingguan, tim yang sudah dapat menyelesaikan tugas dapat mengambil tugas
berikutnya.
d.
Tim mengumpulkat
tugas yang paling cepat, banyak dan berkualitas yang akan mendapat skor yang
tinggi dan mengakhiri kegiatan belajar waktu untuk belajar masih tersisa.
6.
Metode Two Stay, Two Stray
Prosedur
pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Siswa bekerja
sama dengan kelompok yang berjumlah empat orang.
b.
Setelah selesai,
dua orang masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain.
c.
Dua orang yang
tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ketamu
mereka.
d.
Tamu mohon diri
dan kembali kekelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompo
lain.
e.
Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
7.
Metode Belajar
Bersama
Langkah-langkah
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.
Guru memberi
proyek untuk dikerjakan bersama oleh tiap-tiap kelompok.
b.
Kelompok membagi
tugas kepada setiap anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
c.
Masing-masing
anggota kelompo bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan
bersama sehingga apabila ada anggota yang kesulitan, aggota lain wajig
membantu.
d.
Nilai diperoleh
berdasarkan hasil kerja kelompok.
8.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode ini
mengatur supaya peserta didik belajar atau bekerja dengan cara berpasangan.
Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut.
a.
Guru membagi
peserta didik menjadi dua kelompok.
b.
Guru membagi
wacana/materi kepada tiap kelompok untuk dibaca dan dibuat ringnkasnnya.
c.
Guru menetapkan
kelompok yang berperan sebagai penyaji dan kelompok yang berperan sebagai
pendengar.
d.
Kelompok penyaji
membacakan ringkasan bacaan selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasan.
e.
Kelompok
bertukar peran, yaitu kelompo yang semula sebagai penyaji menjadi pendengar dan
kelompok pendengar menjadi penyaji.
f.
Peserta didik
menyimpulakan hasil diskusi bersama-sama
9.
Wawancara Tiga
Langkah (Three-Step Interview)
Prosedur
pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut.
a.
Guru membagi
peserta didik dalam beberapa kelompok
b.
Setiap anggota
kelompok memiliki anggota kelompok lain sebagai irang yang akan diwawancarai.
c.
Masing-masing
pasangan melakukan wawancara, satu sebagai pewawancara dengan mengajukan
pertanyaan klarifikasi dan satu lagi sebagai orang yang diwawancarai.
d.
Pasangan
pergantian peran, yang diwawancarai menjadi pewawancara.
e.
Masing-masing anggota
kelompok kembali kekelompoknya dan berbagai respons wawancara pada teman satu
kelompoknya.
F.
Minat Belajar
Defenisi
tentang minat yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain; (a) Tidjan
(dalam Hariyanto, 2010:1. Online) mengatakan bahwa minat adalah gejala
psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada
perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai
pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu
atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek. (b)
Drs. Dyimyati Mahmud (2005) minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong
yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas
tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman
efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek atau karena
berpartisipasi dalam suatu aktivitas. (c) Hilfard (dalam belajarpisikologi.
Online) memberi rumusan tentang minat yaitu “interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same
activity or conten”t. Minat adalah kecenderungan tetap untuk memperhatikan
dan menikmati beberapa kegiatan. (d) Witherington (2005 :100) minat adalah
kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang
mengandung kaitan dengan dirinya. Menurut Slameto ( 2010:180 ) minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.
Minat
juga pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar
minat. Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat
pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sumadi
Suryabrata (2007:109) berpendapat minat adalah kecenderungan dalam diri
individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek.
Menurut Crow and Crow minat juga merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang
memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu individu
itu sendiri yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk
memberikan perhatian belajar tersebut. Menurut Crow and Crow juga ada 3 faktor
yang menimbulkan minat yaitu: Faktor yang timbul dari dalam diri individu,
faktor motif social, faktor emosional.
(Rauf,Dewi A. http://kim .ung.ac. id/ index. Php
/KIMFIP/ article/ view File / 4270 / 4246)
Dari
beberapa pengertian minat di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
minat adalah adanya ketertarikan atau kecenderungan seseorang dalam hal ini
siswa atas sesuatu hal atau objek tertentu tanpa adanya paksaan karena
didasarkan atas keinginan sendiri.
Pengertian
belajar menurut beberapa ahli adalah (a)
Whittaker, belajar adalah proses tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman, (b) Kimble, belajar adalah perubahan relatif
permanen dalam potensi bertindak, yang berlangsung sebagai akibat adanya
latihan yang diperkuat, (c) Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau
psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
nilai, dan sikap, (d) Sdaffer, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
relatif menetap, sebagai hasil pengalaman-pengalaman atau praktik.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu atau kelompok sebagai usaha dalam mengetahui suatu hal yang
tidak diketahuinya sebagai usaha dalam merubah timgkah laku ke arah yang lebih
baik yang diperoleh dari berbagai bahan dan sumber.
Menurut
Loekmono (dalam Sarjanaku, 2012:1. Online) minat belajar membentuk sikap
akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada siswa. Oleh karena itu,
minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya
hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah
dimiliki seseorang. Selanjutnya Loekmono juga mengemukakan 5 butir motif yang
penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar
dalam diri seorang siswa yaitu:
1. Suatu
hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.
2. Suatu
dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang
studi.
3. Hasrat
siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.
4. Hasrat
siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman
5. Gambaran
diri di masa depan mendorong untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus
tertentu.
Minat
belajar dapat diingatkan melalui konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas
jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa
konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian
pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses
belajar mengajar disekolah.
Slameto.2005
(http://www.referensimakalah.com//2012/09/pengertian-minat-belajar.html ) mengatakan
factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar disekolah bisa diatasi guru
dengan cara:
1. Penyajian
materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih
berseri
2. Memberikan
rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang
studi yang sedang diajarkan
3. Mengembangkan
kebiasaan yang teratur
4. Meningkatkan
kondisi fisik siswa
5. Mempertahankan
cita-cita dan aspirasi siswa
6. Menyediakan
sarana penunjang yang mandiri
(Rauf,Dewi A. http://kim .ung.ac. id/ index. Php
/KIMFIP/ article/ view File / 4270 / 4246)
Selain itu, menurut
Safari (2003:60) beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut (1)
Perasaan senang, (2) Ketertarikan siswa, (3) Perhatian dan (4) Keterlibatan
siswa.
G.
Mata Pelajaran IPS
Ilmu
pengetahuan sosial (IPS) merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan, antara lain seperti ekonomi, sejarah, geografi, dan sosiologi yang
disusun secara sistematis dan terpadu yang kemudian menjadi suatu disiplin ilmu
yang tidak dapat dipecah-pecah lagi karena telah terintegrasi dalam ilmu
pengetahuan sosial. Numan Sumantri menyatakan bahwa“Pendidikan IPS adalah
penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora,
serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan dikaji secara ilmiah
danpedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.”
Trianto
menyatakan bahwa ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial.Ilmu-ilmu sosial yang dimaksud seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.Ilmu
Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
masyarakat yang diwujudkan dalam satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabangilmu sosial tersebut .
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang memang sudah diterapkan
dari jenjang SD/MI, sampai tingkat sekolah menengah baik SMP maupun SMA. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran pada jenjang pendidikan di
tingkat sekolah, yang dikembangkan secara terintegrasi dengan mengambil
konsep-konsep esensial dari Ilmu-ilmu Sosial dan HumanioraSecara sederhana Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) ada yang mengartikan sebagai studi tentang manusia
yang dipelajari oleh peserta didik di tingkat sekolah dasar dan menengah.
Dalam
kenyataannya bidang studi tersebut sering disebut dengan istilah-istilah
antropologisosiologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi,
ataupun psikologi sosial.Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih
dikenal social studies di negara lain itu merupakan istilah hasil kesepakatan
dari paraahli atau pakar kita di Indonesia dalam Seminar Nasional tentang Civic
Education tahun 1972 di Tawangmangu, Solo. Ilmu PengetahuanSosial (IPS) sebagai
mata pelajaran di persekolahan, pertama kali digunakan dalam kurikulum 1975.
Gagasan IPS di Indonesia pun banyak mengadopsi dan mengadaptasi dari sejumlah
pemikiran SocialStudies yang terjadi di luar negeri terutama perkembangan
pada“National Council for the Social Studies” (NCSS) sebagai organisasi
profesional yang cukup besar pengaruhnya dalam memajukan socialstudies bahkan
sudah mampu mempengaruhi pemerintah dalam menentukan kebijakan kurikulum
perkuliahan .
Pada
hakekatnya pendekatan pembelajaran IPS di sekolah (SMP) yang bersifat
sistematis, komprehensif dan terpadu (integrated) bertujuan “agar mata
pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian
materi/bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan
kebutuhan peserta didik”. Sehingga peserta didik dapat menguasai
dimensi-dimensi pembelajaran IPS di sekolah, yaitu: “menguasai pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values), dan
bertindak (actions)”.
Menurut
Numan Soemantri tujuan pendidikan IPS disekolah adalah menumbuhkan nilai-nilai
kewarganegaraan, moral, idiologi negara, dan agama . Tujuan mata pelajaran
ilmupengetahuan sosial (IPS) sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 itu, bahwa mata
pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1.
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2.
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan.
4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan
global
H.
Hipotesis
Berdasarkan
teori-teori dan kerangka berpikir sebagaimana telah diuraikan di atas maka
berikut ini dapat dijadikan hipotesis dirumuskan sebagai berikut.
Jika
penerapan model pembelajaran inovatif kooperatif berjalan dengan efektif dan
efesien maka minat belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) akan meningkat.
BAB III
RENCANA DAN
PROSEDUR PENELITIAN
A.
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VII MTsN Baraka Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran
2016-2017.
B.
Waktu
Penelitian ini direncanakan dalam jangka 8 (delapan)
minggu, yaitu dimulai pada tanggal 02 Januari 2017 - 27 Februari 2017.
C.
Lama Tindakan
Tindakan penelitian direncanakan dilakukan selama
tiga minggu untuk tiga kali putaran di lapangan (sekolah)diluar dari persiapan
dan penyusunan laporan.
D.
Lokasi
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di MTsN Baraka,
Jl. Pendidikan No. 7 Baraka.
E.
Prosedur penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam
tiga siklus (3x putaran). Setiap siklus dijelaskan sebagai berikut.
1.
Siklus 1
Pada siklus ini difokuskan pada upaya peningkatan
minat belajar siswa melalui implementasi model pembelajaran inovatif kooperatif
dengan membagi kelas dalam beberapa kelompok setiap kelompok terdiri dari 4-5
orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan atau kecerdasan dan
jenis kelamin. Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran
yang harus dikerjakan. Setelah itu tiap kelompok diberi kesempatan untuk
memaparkan hasil pekerjaan dalan kelompoknya. Indikator keberhasilan diukur
dari meningkatnya secara kuantitatif aktifitas siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran maupundalam mengerjakan tugas sesuai dengan jenis tugas yang
diberikan kepada setiap kelompok.
2.
Siklus 2
Pada siklus ini difokuskan pada perbaikan
implementasi model inovatif kooperatif (masih dalam bentuk pembagian kelompok
dengan 4-5 siswa dalam masing-masing kelompok kemudian mesing-masing kelompok
diberikan bahan ajar untuk dibahas dalam kelompoknya) siswa yang tergolong
cerdas dalam kelompoknya berperan sebagai ketua kelompok dan membantu atau mengajarkan teman kelompknya
mengenai bahan ajar yang telah diberikan pada masing-masing kelompok yang belum
dipahami. sedangkan guru berperan sebagai pembimbing ketua kelompok dan sebagai
fasilitator.indikator keberhasilannya yaitu diukur dari kegairahan siswa dalam
proses pembelajaran dengan banyaknya siswa yang bertanya kepada ketua
kelompoknya, berani menyampaikan pendapatnya atau gagasannya, keseriusan dalam
mengerjakan tugas yang diberikan kepada masing-masing kelompok serta berani
memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan kelompok lain dan guru. Karena guru
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk memaparkan hasil kerja
kelompoknya kepada kelompok lain dengan cara mereka disebar ke tiap-tiap
kelompok dan begitupun dengan kelompok yang lain.
3.
Siklus 3
Siklus ini dilakukan dengan pembelajaran menggunakan
model inovatif kooperatif dengan penyempurnaan pada aspek tertentu hasil observasi
dan refleksi siklus dua. Indikator keberhasilan diukur dari meningkatnya
kuantitas siswa yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar baik dalam
bentuk bertanya, menjawab, menyampaikan pendapatnya, keseriusan mengerjakan
tugas yang diberikan, keberanian memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas serta keberanian siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran.
F.
Jadwal Penelitian
Jadwal
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
No
|
JENIS
KEGIATAN
|
WAKTU
MINGGU KE
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|||||||||
1
|
Persiapan
|
|||||||||||||||
Penyusunan konsep
pelaksanaan
|
√
|
√
|
||||||||||||||
Penyusunan instrumen
|
√
|
|||||||||||||||
2
|
Pelaksanan
|
|||||||||||||||
Melakukan tindakan
siklus 1
|
√
|
|||||||||||||||
Melakukan tindakan
siklus 2
|
√
|
|||||||||||||||
Melakukan tindakan
siklus 3
|
√
|
|||||||||||||||
3
|
Penyusunan laporan
|
|||||||||||||||
Menyusun konsep
laporan
|
√
|
|||||||||||||||
Menyempurnakan draf
laporan
|
√
|
|||||||||||||||
G.
Rencana Anggaran
1.
Biaya
pelaksanaan dan operasional
KEGIATAN
|
JUMLAH (RP)
|
Biaya transportasi
|
Rp. 350.000,00
|
Pembuatan instrumen
|
Rp. 150.000,00
|
Pengadaan buku sumber
|
Rp. 100.000,00
|
Pembuatan media pembelajaran
|
Rp. 100.000,00
|
Pengolahan data
|
Rp.150.000,00
|
2.
Biaya manajemen
NAMA
|
JUMLAH (Rp)
|
Seleksi
|
Rp.
70.000,00
|
Pemberkasan
|
Rp.
100.000,00
|
Pengirim
usulan
|
Rp.
100.000,00
|
Rekapitalisasi Biaya
NAMA
|
TOTAL (Rp)
|
Biaya
pelaksanaan dan operasional
|
Rp.
850.000,00
|
Biaya
Manajemen
|
Rp.
270.000,00
|
JUMLAH
|
Rp. 1.120.000,00
|
INSTRUMEN PTK OBSERVASI
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Mata Pelajaran :
IPS
Siklus ke : 1 (satu)
Hari, tanggal :Senin, 09 januari 2017
Nama
Kelompok/Siswa
|
Semangat
|
Perhatian
|
Ketenangan
|
Partisipasi
|
Tingkat
kebenaran tugas
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Kelompok
1
Ketua
kelompok:
·
Rika Halim
Anggota:
·
Astrid
·
Febi
·
Ilham
·
Devi
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||||||||||
Kelompok
2
Ketua
kelompok:
·
Ari fuddin
Anggota
·
Ramadan
·
Reza
·
Asriani
·
Rahmi
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||||||||||
Kelompok
3
Ketua
kelompok:
·
Ulil Albab
Anggota:
·
Rahmina
·
Egi
·
Hairul
·
Ersi
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|||||||||||||||
Kelompok
4
Ketua
kelompok:
·
Husnuzzan
Anggota:
·
Herlina
·
Harianti
·
Aini
·
Wali
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Lembar
Observasi Aktivitas Belajar Siswa Untuk
Kelompok
KETERANGAN:
Skor
1 :Kurang
Skor
2 :Cukup
Skor
3 :Baik
Skor
4 :Sangat Baik
No.
|
Nama Siswa
|
Indikator Capaian
|
||||
Kehadiran
|
Bertanya
|
Menjawab
|
Menyampaikan Pendapat
|
Mempresentasekan tugas
|
||
1
|
Rika Halim
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
2
|
Astrid
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
3
|
Febi
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
4
|
Ilham
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
5
|
Devi
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
6
|
Ari
fuddin
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
7
|
Ramadan
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
8
|
Reza
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
Asriani
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
10
|
Rahmi
|
√
|
√
|
√
|
-
|
√
|
11
|
Ulil
Albab
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
12
|
Rahmina
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
13
|
Egi
|
√
|
√
|
-
|
√
|
√
|
14
|
Hairul
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
15
|
Ersi
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
16
|
Husnuzzan
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
No.
|
Nama Siswa
|
Indikator Capaian
|
||||
Kehadiran
|
Bertanya
|
Menjawab
|
Menyampaikan Pendapat
|
Mempresentasekan tugas
|
||
17
|
Herlina
|
√
|
-
|
√
|
√
|
√
|
18
|
Harianti
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
19
|
Aini
|
√
|
-
|
-
|
-
|
√
|
20
|
Wali
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
Lembar
Observasi Aktivitas Belajar Siswa Untuk Individu
No.
|
Indikator
Capaian
|
Tolli
|
1
|
Kehadiran
|
IIII
IIII IIII IIII
|
2
|
Bertanya
|
IIII
III
|
3
|
Menjawab
|
IIII
II
|
4
|
Menyampaikan
Pendapat
|
IIII
I
|
5
|
Mempresentasikan
Tugas
|
IIII
IIII IIII IIII
|
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Nama Guru : Anugrah S.pd
Kelas/Sekolah : VII /MTsN Baraka
Hari/tanggal : Senin, 09 Januari 2017
Pertemuanke : 1 (satu)
Kelas/Sekolah : VII /MTsN Baraka
Hari/tanggal : Senin, 09 Januari 2017
Pertemuanke : 1 (satu)
Siklus ke :
1 (satu)
Petunjuk penggunaan:
Berikan
tanda silang (X) pada angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek-aspek
penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 0
= tidak sesuai/tidak tampak; 1 = kurang baik; 2 = cukup; 3 = baik; 4 = sangat
baik.
No.
|
Aspek
Penilaian
|
Kategori
|
||||
Persiapan
|
-
|
|||||
1
|
Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan seksama
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
Tujuan pembelajarannya dinyatakan
dalam kalimat yang jelas dalam RPP
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Materi pembelajaran yang akan
diberikan memiliki kaitan atau dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran
sebelumnya
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
Guru mempersiapkan media pembelajaran
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Guru mempersiapkan seting kelas untuk
pembelajaran
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
Guru mempersiapkan siswa secara fisik
dan mental
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Proses Pembelajaran
|
||||||
1
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
Guru menentukan peran siswa dalam
masing-masing kelompok yaitu ketua dan anggota
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Guru membagi tugas kepada
masing-masing kelompok dengan materi yang berbeda
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
Guru menjelaskan aturan main atau
menjelaskan apa yang menjadi tugas dari masing-masing kelompok
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
7
|
Guru menunjuk siswa yang akan
mempresentasikan hasil tugas kelompoknya
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
8
|
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya kepada kelompok yang sedang mempresentasikan tugasnya
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
9
|
Guru memberkan pembetulan apa bila ada
siswa yang keliru dalam menjawab pertanyaan siswa lain
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
10
|
Guru memberikan penilaian terhadap
tugas masing-masing kelompok
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
11
|
Guru menunjuk siswa untuk menyimpulkan
tugas kelompoknya
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Karakteristik
Pribadi Guru
|
||||||
1
|
Guru sabar terutama untuk memancing
respon siswa
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
2
|
Guru berupaya memancing siswa agar
terlibat aktif dalam pembelajaran
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
3
|
Guru bersikap tegas dan jelas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
4
|
Penampilan guru menarik dan tidak
membosankan
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
Guru menggunakan bahasa yang baik dan
berterima
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
6
|
Guru selalu menunjukkan bahwa ia
adalah seorang yang selalu punya inisiatif,kreatif, dan berprakarsa
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
DAFTAR
PUSTAKA
Nurdin
Muhammad, Hamzah.2015.belajar dengan
pendekatan PAILKEM (pembelajar aktif inofatif lingkungan kreatif efektif dan
menarik).Jakarta:Bumi aksara
Rauf,Dewi A. http://kim .ung.ac.
id/ index. Php /KIMFIP/ article/ view File / 4270 / 4246
Sanai
Ridwan Abdullah.2014.inovasi pembelajaran.Jakarta:Bumi
aksara
Wena
Made.2008.strategi pembelajaran inovatif
kontemporer (suatu tujuan konseptual operasional). Jakarta:bumi aksara
Terima kasih atas contoh proposal PTK Pak
BalasHapusSama2
Hapus