A.
Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan pembelajaran pada
umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Pembelajaran semacam ini akan
membuat anak kurang tertarik dan termotifasi dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak
bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa. Di samping itu, pengetahuan yang
diperoleh siswadi dalam kelas cenderung artifisial dan seolah-olah terpisah
dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dialami siswa. (Nurdin dan Hamzah,
2015;106).
Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang , disusun
dan dikondisikan untuk siswa agar belajar. Dalam pembelajaran yang berpusat
pada siswa, pemahaman konteks siswa menjadi bagian yang sangat penting, karena
dari sinilah seluruh rancangan proses pembelajaran dimulai. Hubungan antara
guru dan siswa menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun.
Otomatis siswa sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan
seluruh perencanaan dan proses pembelajaran. pembelajaran semacan ini disebut
pembelajaran aktif. (Nurdin dan Hamzah,2015).
B.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar
pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling
mengajar sesamnya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif
siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa
kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman
yang membantu dan memotifasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif
setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara
aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. (Priyanto,2007)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
secara sadar menciptakan interaksi yang silih
asah sehingga sumber belajar bagi
siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Nurhadi dan
Senduk,2003). Menurut Lie (2002) pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas yang bersrtuktur, dan dalam sistem ini guru
bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro (dalam
Priyanto,2007) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih dan silih asuh antarsesama
siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata. Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem
pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai
sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar yang lain. (Wena,2008:188)
C.
Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif
Pembelajarn kooperatif adalah suatu sistem yang di
dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi & Senduk
(2003) dan Lie (2002) ada beberapa elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu (a) saling ketergantungan positif (pessitive interdependence); (b)
interaksi tatap muka (individual
accountability); (c)
akuntabilitas individual (individual
accountability), dan (d) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi
atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (use of collarative/social skill). (Wena,2008;190)
1.
Saling
ketergantungan positif
Dalam sistem
pembelajaran kooperatif, guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana belajar
yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Siswa yang satu
membutuhkan siswa yang lain, demikian pula sebaliknya.dalam hal ini kebutuhan
antara siswa tentu terkait dengan pembelajaran (bukan kebutuhan yang berada di
luar pembelajaran). hubungan yang salng membutuhkan antara siswa satu dengan
siswa yang lain inilah yang disebut dengan saling ketergantungan positif. Dalam
pmbelajaran kooperatif setiap anggota kelompok sadar bahwa mereka perlu bekerja
sama dalam mencapai tujuan. Suasana saling ketergantunga tersebut dapat
diciptakan melalui berbagai strategi, yaitu sebagai berikut.
a.
Saling
ketergantungan dalam pencapaian tujuan
b.
Saling
ketergantungan dalam menyelesaikan tugas
c.
Saling ketergantungan
bahan atau sumber belajar
d.
Saling
ketergantungan peran
e.
Saling
ketergantungan hadiah
2.
Interaksi tatap
muka
Interaksi tatap
muka menuntut para siswa dalam kelompok saling bertatap muka sehingga mereka
dapat melakukan dialog, tidak hanya denh=gan guru, tetapi juga dengan sesama
siswa (Nurhadi & Senduk,2003). Jadi dalam hal ini, semua anggota kelompok
berinteraksi saling berhadapan, dengan menerapkan keterampilan bekerja sama
untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Dalam hal ini antaranggota
kelompok melaksanakan aktifitas-aktifitas dasar seperti bertanya, menjawab
pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang memberi penjelasan, berkata
sopan, meminta bantuan, memberi penjelasan dan sebagainya. Pada proses
pembelajarn yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber belajar
sehingga sumber belajar lebih bervariasi.
3.
Akuntabilitas
individual
Mengingat
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok, maka setiap
anggota harus belajar dan menyumbangkan pikiran demi keberhasilan pekerjaan
kelompok. Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap siswa
(individu) harus bertanggung jawab terhadap penguansaan materi pembelajaran
secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasarkan atas rata-rta nilai
anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu menumbuhkan
tangguang jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa. Tanpa adanya
tanggung jawab individu, keberhasilan kelompok akan sulit tercapai.
4.
Keterampilan
menjalin hubungan antar pribadi
Dalam
pembelajaran kooperatif dituntut untuk membimbinh siswa agar dapat
berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antaranggota kelompok. Dengan
demikian, dalam pembelajaran kooperatif, keterampilan sosial seperti tenggang
rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman,
berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan
berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi tidak
hanya diasumsikan, tetapi scara sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini
siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antarpribadi tidak hanya memperoleh
teguran dari guru tetapi juga teguran dari sesama siswa. Dengan adanya teguran
tersebut siswa secara perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan
antarpribadi.
Menurut Lie (2002) ada tiga hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif, yaitu (a)
pengelompokan, (b) semangat pembelajaran kooperatif, dan (c) penataan ruang
kelas. Ketiga faktor tersebut harus diperhatikan dan dijadikan pijakan dasar
oleh guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif dalam kelas. Tanpa
memperhatikan masalah tersebut, tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif sulit
tercapai.(Wena.2008)
D.
Beberapa model pembelajaran kooperatif
1.
Model STAD (Student Teams Achievement Division)
Pembelajaran
kooperatif model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dari universitas John
Hopkin USA. Secara umum cara pnerapan model STAD di kelas adalah sebagai
berikut.
a.
Kelas dibagi
dalam beberapa kelompok
b.
Tiap kelompok
siswa terdiri atas 4-5 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan,
jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.
Tiap kelompok
diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
d.
Tiap kelompok
didorong untuk mempelajari bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan.
e.
Selama proses pembelajaran
secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator
f.
Tiap minggu atau
dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maaupun kelompok
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
g.
Bagi siswa dan
kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi
penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar
yang sempurna maka semua kelompok tersebut wajib diberi penghargaan
2.
Model Jigsaw
Pembelajaran kooperatif model jigsaw dikembangkan
oleh Ellot Aronson dari universitas Texas USA. Secara umum penerapan model
jigsaw di kelas adalah sebagai berikut.
a.
Kelas dibagi
dalam beberapa kelompok
b.
Tiap kelompok
siswa terdiri atas 5-6 orang yang bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan,
jenis kelamin, budaya dan sebagainya.
c.
Tiap kelompok
diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
d.
Dari
masing-masing kelompok diambil seorang anggota untuk membentuk kelompok baru
(kelompok pakar) dengan membahas tugas yang sama. Dalam kelompok ini diadakan
diskusi antara anggota kelompok pakar.
e.
Anggota kelompok
pakar kemudian kembali lagi kekelompok semula, untuk mengajari anggota
kelompoknya. Dalam kelompok ini diadakan diskusi antara anggota kelompok.
f.
Selama proses
pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.
g.
Tiap minggu atau
dua minggu, guru melaksanakan evaluasi, baik secara individu maupun kelompok
untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
h.
Bagi siswa dan
kelompok siswa yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna diberi
penghargaan. Demikian pula jika semua kelompok memperoleh nilai hasil belajar
yang sempurna maka wajig diberi penghargaan.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Menurut priyanto (2007) dalam
penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw
ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
a.
Pembentukan
kelompok asal
Setiap kelompok
asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen
b.
Pembelajaran
pada kelompok asal
Setiap anggota
dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi
keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individual.
c.
Kebutuhan
kelompok ahli
Ketua kelompok
asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam
submateri pelajaran. Kemudidn masing-masing ahli submateri yang sama dari
kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok
ahli.
d.
Diskusi kelompok
ahli
Anggota kelompok
ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi
tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai
mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoslan yang
menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
e.
Diskusi kelompok
asal (induk)
Anggota kelompok
ahli kembali ke kelompok asal masing-masig kemudian setiap anggota kelompok
asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang
menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung
secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran.
f.
Diskusi kelas
Dengan dipandu
oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan
perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada
siswa.
g.
Pemberian kuis
Kuis dikerjakan
secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal
dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.
h.
Pemberian
penghargaan kelompok
Kepada kelompok
yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagan dan
bonus nilai.
3.
Model GI (group
investigation)
Pembentukan kelompok dalam model pembelajaran ini
didasarkan atas minat anggotanya. Pembelajaran dengan model GI memuntut
melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajari melalui investigasi (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004). Dalam
hal ini ada empat tahapan yang menentukan keterlibatan anggota tim, yaitu
sebagai berikut.
a.
Identifikasi
topik. Setiap anggota kelompok terlibat aktif dalam melakukan identifikasi
terhadap topik-topik pembelajaran yang akan dibahas.
b.
Perencanaan
tugas belajar. Setelah topik ditetapkan, kegiatan kelompok berikutnya adalah
merencanakan tugas belajar. Dalam hal ini bisa saja tugas pembelajaran
dibagi=bagi untuk setiap anggota, sesuai dengan topik yang ditetapkan.
c.
Pelaksanaan
kegiatan penelitian. Setiap tugas pembelajaran masing-masing anggota
ditetapkan, setiap anggota mulai menetapkan penelitian. Setalah masing-masing
anggota bekerja sesuai tugasnya, selanjutnya diadakan diskusi kelompok untuk
menyimpulkan hasil penelitian.
d.
Persiapan
laporan akhir. Setelah hasil penelitian dibuat, selanjutnya dilakukan penulisan
akhir laporan penelitian.
e.
Presentasi
penelitian. Lankah berikutnya adalah setiap kelompok mempresentasikan hasil
penelitiannya di forum kelas.
f.
Evaluasi. Dari
hasil diskusi kelas masing-masing kelompok mengevaluasi hasil penelitiannya
lagi sesuai dengan saran atau kritik yang didapat dalam forum diskusi kelas.
Terakhir, setiap kelompok siswa membuat laporan akhir yang telah disempurnakan.
E.
Metode pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif berbeda dengan model
pembelajaran kooperatif yang dikembankan berdasarkan teori psikologi sosial
yang meningkatkan kompetensi peserta didik dalam berinteraksi dengan orang
lain. Metode kooperatif yang dijelaskan pada bahasan ini dikembangkan
berdasarkan teori dan pertimbangan efisiensi. Metode kooperatif dapat
dikombinasikan dengan metode lainnya untuk berbagai tujuan pembelajaran.
beberapa metode pembelajaran kooperatif yang umum dikenal adalah sebagai
berikut. (Sanai,2014)
1.
Numbered Heads Together (NHT)
Tahapan
pembelajaran NHT mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.
Guru memberi
tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d.
Guru memanggil
salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama
mereka.
e.
Tanggapan dari
teman yang lain ditampung, kemudian furu menunjuk nomor yang lain.
f.
Simpulan
2.
Cooperative Script
Tahapan
pembelajaran Script mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Guru membagi
siswa ke dalam sejumlah pasangan.
b.
Guru membagikan
wacana/materi dan siswa membaca dan membuat ringkasannya.
c.
Guru dan siswa
menetapkan siswa yang petama berperan sebagai pembicara dan siswa-siswa lain
berperan sebagai pendengar.
d.
Pembicara
membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya.
e.
Bertukar peran,
semula sebagai pembicara ditukar memjadi pendengar dan sebaliknya.
f.
Simpulan dibuat
oleh siswa bersama guru.
g.
Penutup.
3.
Kepala Bernomor
Struktur
Tahapan
penerapan metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Siswa dibagi ke
dalam sejumlah kelompok dan setiap siswa anggota kelompok mendapat nomor.
b.
Penugasan
diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai.
c.
Jika perlu, guru
bisa menyuruh kerja sama antarkelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya
dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain.
d.
Laporan hasil
dan tanggapan dari kelompok yang lain.
e.
Simpulan
4.
Team Assisted Individualization
Team Assisted Individualization adalah kombinasi dari belajar kooperatif dengan
belajar individu. Prosedur metode ini mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
a.
Bentuk kelompok
yang terdiri dari peserta didik dengan kemampuan yang bervariasi.
b.
Setiap peserta
didik mempelajari unit pelajaran secara individual.
c.
Anggota kelompok
menggunakan lembar jawabanuntuk mengecek pekerjaan semua peserta didik dalam
kelompok, dan memastikan bahwa semua anggota kelompok siap untuk diuji atau
mengikuti tes unit belajar.
d.
Kelompok
melakukan diskusi dan tutorial sejawat, dan meminta bantuan anggota lain
sebelum bertanya pada guru.
e.
Guru melakukan
penilaian dengan menghitung: jumlah unit belajar yang selesai dipelajari
anggota kelompok, dan nilai anggota kelompok pada tes unit.
f.
Kelompok yang
mencapai kriteria penilaian menerima penghargaan.
5.
Team Accelerated Instruction
Team Accelerated Instruction juga merupakan kombinasi antara pembelajaran
individual dan kelompok. Langkah-langkah pelaksanaan metode ini adalah sebagai
berikut.
a.
Guru menyusun
materi semester dalam tugas-tugas mingguan.
b.
Guru memberikan
pengarahan pada awal semester tentang hasil belajar yang dapat dicapai melalui
tugas mingguan.
c.
Tim mengambil
tugas mingguan, tim yang sudah dapat menyelesaikan tugas dapat mengambil tugas
berikutnya.
d.
Tim mengumpulkat
tugas yang paling cepat, banyak dan berkualitas yang akan mendapat skor yang
tinggi dan mengakhiri kegiatan belajar waktu untuk belajar masih tersisa.
6.
Metode Two Stay, Two Stray
Prosedur
pembelajaran mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Siswa bekerja
sama dengan kelompok yang berjumlah empat orang.
b.
Setelah selesai,
dua orang masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain.
c.
Dua orang yang
tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ketamu
mereka.
d.
Tamu mohon diri
dan kembali kekelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompo
lain.
e.
Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.
7.
Metode Belajar
Bersama
Langkah-langkah
pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.
Guru memberi
proyek untuk dikerjakan bersama oleh tiap-tiap kelompok.
b.
Kelompok membagi
tugas kepada setiap anggota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
c.
Masing-masing
anggota kelompo bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan
bersama sehingga apabila ada anggota yang kesulitan, aggota lain wajig
membantu.
d.
Nilai diperoleh
berdasarkan hasil kerja kelompok.
8.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Metode ini
mengatur supaya peserta didik belajar atau bekerja dengan cara berpasangan.
Langkah-langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut.
a.
Guru membagi
peserta didik menjadi dua kelompok.
b.
Guru membagi
wacana/materi kepada tiap kelompok untuk dibaca dan dibuat ringnkasnnya.
c.
Guru menetapkan
kelompok yang berperan sebagai penyaji dan kelompok yang berperan sebagai
pendengar.
d.
Kelompok penyaji
membacakan ringkasan bacaan selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasan.
e.
Kelompok
bertukar peran, yaitu kelompo yang semula sebagai penyaji menjadi pendengar dan
kelompok pendengar menjadi penyaji.
f.
Peserta didik
menyimpulakan hasil diskusi bersama-sama
9.
Wawancara Tiga
Langkah (Three-Step Interview)
Prosedur
pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut.
a.
Guru membagi
peserta didik dalam beberapa kelompok
b.
Setiap anggota
kelompok memiliki anggota kelompok lain sebagai irang yang akan diwawancarai.
c.
Masing-masing
pasangan melakukan wawancara, satu sebagai pewawancara dengan mengajukan
pertanyaan klarifikasi dan satu lagi sebagai orang yang diwawancarai.
d.
Pasangan
pergantian peran, yang diwawancarai menjadi pewawancara.
e.
Masing-masing anggota
kelompok kembali kekelompoknya dan berbagai respons wawancara pada teman satu
kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin
Muhammad, Hamzah.2015.belajar dengan
pendekatan PAILKEM (pembelajar aktif inofatif lingkungan kreatif efektif dan
menarik).Jakarta:Bumi aksara
Sanai
Ridwan Abdullah.2014.inovasi pembelajaran.Jakarta:Bumi
aksara
Wena
Made.2008.strategi pembelajaran inovatif
kontemporer (suatu tujuan konseptual operasional). Jakarta:bumi aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar