Minggu, 20 November 2016

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN “Pendidikan Seumur Hidup”



MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
“Pendidikan Seumur Hidup”


Disusun Oleh Kelompok II

Nuraimma              
Hasni                       
Hilda Nur Ainun     
Anugrah                
Ruslandi Abidin  
Fitrianita               
Asti Astuti           
Cipro Wati             





PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016/2017


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.     
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapa kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca khususnya bagi penulis sendiri mengenai mareri pendidikan seumur hidup.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penyusunan makalah-makalah selanjutnya.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Makassar,  November 2016

                                                                                        Kelompok II



DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pendididkan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Dengan pendidikan akan meninggikan manusia dan merendahkan manusia yang lain, manusia akan dianggap berharga bila memiliki pendidikan yang berguna bagi sesamanya.
Menurut konsep lifelong education, pendidikan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Pendidikan akan selalu berlangsung dalam totalitas kehidupan, di dalam keluarga, suku bangsa, melalui agama, mesjid, gereja, sekolah formal, organisasi-organisasi kerja, organisasi pemuda dan organisasi masyarakat pada umumnya, membaca buku, mendegarkan radio, menonon televisi, dan sebagainya. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan berlangsung tanpa batas yaitu mulai sejak lahir sampai kita meninggal dunia. Maka jelaslah sudah bahwa pendidikan seumur hidup itu sangat benar adanya didalam kehidupan kita.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah yang dimaksud dengan pendidikan seumur hidup?
2.      Bagaimana konsep dasar pendidikan seumur hidup?
3.      Apa saja prinsip-prinsip dari pendidikan seumur hidup?
4.      Apa tujuan dan manfaat pendidikan seumur hidup?
5.      Apa saja jenis-jenis dari pendidikan seumur hidup?
6.      Bagaimana tinjauan pendidikan seumur hidup dari perspektif idiologis, ekonomis, sosiologis, filosofis, teknologi dan pedagogi?
7.      Apa alasan pentingnya pendidikan seumur hidup?
8.      Bagaimana implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program pendidikan?



BAB II

PEMBAHASAN

A.     Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.
Belajar berarti memfungsikan hidup, orang yang tidak belajar berarti telah kehilangan hidupnya, paling tidak telah kehilangan hidupnya sebagai manusia. Karena hidup manusia itu bukan hanya individu dalam dirinya saja tetapi juga interaksi dengan sesamanya, dengan antar generasi dan kehidupan secara universal.
Dalam belajar juga terjadi interaksi komunikasi antara manusia dan berlangsungnya kesinambungan antar generasi serta belajar melestarikan hidup, mengamankan hidup dan menghindari pengrusakan hidup. Belajar berarti menghargai hidup kita.
Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah (tuntutlah ilmu) dari ayunan sampai liang lahat”. Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal.
Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup. Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

B.     Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup

1.     Dasar Teoritis/ Religious
               Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan seumur hidup sebenarnya telah lama dipikirkan oleh pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Dalam hal ini telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
أطلـبُ الِعلم ِمنَ المَهْدِ اِلىَ اللحْد
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”
2.      Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :
a)      Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
·      pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
·      Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b)      Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentang system pendidikan nasional pada pasal 26, dikatakan bahwa pendidikan non formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau perlengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan seumur hidup.
c)     Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.
Dari dasar pendidikan seumur hidup yang disebutkan di atas, jelaslah bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia masih hidup.

C.      Prinsip-Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Peranan subjek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia
2.      Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3.      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4.      Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua
5.      Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan

D.     Tujuan Dan Manfaat Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan seumur hidup dalam prakteknya sebenarnya telah dilaksanakan oleh manusia sejak keberadaannya di dunia ini dengan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidikan berlangsung dalamtotalitas kehidupan manusia, seperti dalam keluarga, sekolah, organisasi kerja, organisasi pemuda, membaca buku atau Koran, mendengarkan radio, menonton televise dan sebagainya. Untuk itu tujuan pendidikan seumur hidup adalah :
1.      Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia yang sesuai dengan harkat dan kodrat kemanusiaannya, meliputi semua unsur  kehidupannya secara optimal.
2.      Proses pendidikan berlangsung selama kehidupan manusia seirama dengan pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya yang bersifat dinamis yang tidak statis.
Adapun manfaat dari mengenyam pendidikan Seumur hidup akan dapat menyesuaikan diri ditempat kerja dengan baik. Karena dengan mengenyam Pendidikan seumur hidup akan Semakin profesional. Dengan mengenyam pendidikan seumur hidup tentunya manusia akan dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman yang sangat komplek. Dengan mengenyam pendidikan   seumur hidup manusia akan dapat  menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan  orang lain.
Dari pandangan tersebut di atas menunjukan bahwa kepribadian yang dimaksudkan adalah ketika seseorang itu memperlihatkan sikap dan  perilaku serta tidak bertentangan dengan norma-norma  agama, hukum Negara, moral maupun adat istiadat. Hal ini dapat terbentuk ketika semua elemen masyarakat dan bangsa melaksanakan proses pendidikan yang menjurus pada tercapainya maksud tersebut.

E.      Macam-macam Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Philip. H. Combs Pendidikan Seumur Hidup meliputi :
1.      Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang berlangsung dengan teratur. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan atas/tinggi. Dan pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejujuran, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
2.      Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Pendidikan Non formal,  yaitu merupakan pendidikan yang berlangsung secara teratur, disengaja, tetapi tidak mengikuti peraturan dan persyaratan yang ketat. Pendidikan ini diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan Non formal berfungsi mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap kepribadian hidup. Pendidikan ini meliputi pendidikan  anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan  pelatihan kerja serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan peserta didik.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH.  secara garis besar tahapan pendidikan yang diterima manusia selama hidupnya adalah dengan tahapan sebagai berikut :
1.      Pendidikan dalam keluarga
Tahap ini dimulai sejak manusia di dalam kandungan sampai masuk sekolah. Apapun yang ditanamkan orang tua kepada anaknya asalkan dilakukan dengan kasih sayang dan penuh tanggung jawab maka akan berpengaruh terhadap perkembangan anak di masa mendatang. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan. Peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar setiap saat sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya masing-masing.
2.       Pendidikan di sekolah
Pendidikan ini merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Pada tahap ini pendidik ada 2 yaitu orang tua waktu anak di rumah dan guru waktu mereka di sekolah. Terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan atas/tinggi. Dan pendidikan ini mencakup pendidikan umum, kejujuran, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Selain nilai dari orang tua dan guru yang dengan teratur masuk pada anak, masih terdapat beragam nilai-nilai yang disadari atau tidak masuk pada anak. Nilai tersebut masuk/ diterima anak dari masyarakat bebas. Semuanya mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
3.       Pendidikan di masyarakat
Pendidikan masyarakat diperlukan karena sekolah tidak mampu lagi dapat memenuhi tuntutan-tuntutan perkembangan manusia akan pendidikan. Pada tahap ini terdapat 2 kelompok manusia, yaitu :
a)      Mereka yang telah tamat dari sekolah, tetapi memerlukan pendidikan lain.
b)      Mereka yang karena keterbatasan daya tampung sekolah tidak terpenuhi tuntutannya akan pendidikan di sekolah.
Kedua kelompok diatas sudah mendapatkan pendidikan dari keluarga langsung dan masyarakat. Termasuk pendidikan pematangan profesi dan tanggung jawab kemasyarakatan sebagai warga Negara.
Dari tiga wadah pendidikan di atas, maka antara satu dengan yang lainya harus bias disatukan dan didekatkan secara harmonis, serta berkesinambungan.

F.      Dasar-dasar  pemikiran  Pendidikan Seumur Hidup Dalam Berbagai Perspektif

1.      Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau life long education akan memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill). Sudahmenjadi fitrah manusia bahwa pada hakikatnya semua manusia memiliki potensi untuk dididik dan menjadi pendididk. Oleh karena itu potensi yang dimiliki manusia berupa potensi indrawi, potensi akal, potensi keagamaan dan potensi naluriah akan tumbuh dan berkembangnya bila mendapat sentuhan pendidikan.
2.      Tinjauan Ekonomi
Pendidikan merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :
a)      Meningkatkan produktifitasnya
b)      Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
c)      Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
d)     Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
3.      Tinjauan sosiologis
Para orang tua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anak. Karena itu banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan sekolah. Dengan demikian pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecah akan masalah tersebut.
4.      Tinjauan Filosofis
Secara filosof, manusia padahakekatnya merupakan satu kesatuan yang  integral, yakni sebagai makhluk pribadi, social, dan susila. Kesemuanya itu harus dikembangkan terus menerus secara optimal dan berkesinambungan sehingga ketiganya berjalan lancar dan seimbang.
Manusia merupakan makhluk individu, dan tidak akan berdiri sendiri tanpa keberadaan orang lain. Oleh karena itu setiap individu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Disinalah pentingnya interaksi yang terbangun atas kesadaran kolektif untuk membangun sebuah komunitas kelompok dengan didasari atas kebersamaan dan saling menghargai antara individu itu. Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
5.      Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju. Ketika para pendidik dan para praktisi pendidik tidak memiliki pengetahuandan wawasan yang luas, boleh jadi akan tertinggal dan tergilas oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.      Tinjauan Psikologis dan Pedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping  itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan  kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau life long education.

G.     Alasan pendidikan seumur hidup diperlukan

1.      Alasan Keadilan
Terselengaranya pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan masyarakat dapat menciptakan iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan social. Masyarakat luas dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan social, ekonomi, dan politik. pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat mengeliminasi peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan social. Contoh : adanya mahasiswa yang berusia di atas 40 tahun dalam sebuah universitas dan tidak di berlakukannya perbedaan tingkat sosial dalam pendidikan.
2.      Alasan Ekonomi
Persoalan pendididkan seumur hidup dikaitkan dengan biaya penyelenggaraan pendidikan, produktivitas kerja, dan peningkatan GNP. Di Negara sedang berkembang biaya untuk perluasan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan hampir-hampir tak tertanggulangi. Di satu sisi tantangan untuk mengejar keterlambatan pembangunan dirasakan, sedangkan di sisi lain keterbatasan biaya dirasakan menjadi penghambat. Tidak terkecuali di Negara yang sudah maju teknologinya, yaitu dengan munculnya kebutuhan untuk memacu kualitas pendidikan dan jenis-jenis pendidikan. Contoh : penaikan gaji dan jabatan dalam suatu perusahaan bagi yang memiliki gelar pendidikan.
3.      Alasan Sosial
Pendidikan seumur hidup harus berisi elemen penting yang kuat dan memainkan peranan sosial yang amat beragam untuk mempermudah individu melakukan penyesuaian terhadap perubahan hubungan antara mereka/orang lain. Contoh : adanya hubungan keuntungan timbal balik antar guru dan siswanya, seperti seorang siswa yang memperoleh ilmu dari gurunya dan guru yang menerima upah dari pengajarannya.
4.      Alasan Perkembangan IPTEK
Pertumbuhan teknologi menyebabkan peningkatan penyediaan informasi yang berakibat pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya angka kematian dan muncul pendekatan-pendekatan baru dan perubahan orientasi dalam proses belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah tingkah laku, perubahan peran guru dan siswa, munculnya berbagai tenaga kependidikan nonguru, pendayagunaan sumber belajar yang semakin bervariasi, dan lain-lain. Kesemuanya itu mengandung potensi yang kaya bagi terselenggaranya pendidikan sepanjang hidup. Contoh : dahulu orang mengirim pesan melalui surat, sekarang orang telah dapat mengirim pesan melalui HP atau layanan internet.
5.      Alasan Sifat Pekerjaan
Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan iptek di satu sisi dalam skala besar meminta pekerjaan tangan diganti dengan mesin, tetapi disisi yang lain juga memberi andil kepada munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang banyak menyerap tenaga kerja dan munculnya cara-cara baru dalam memproses pekerjaan. Akibatnya pekerjaan menuntut persyaratan kerja yang selalu saja berubah. Untuk dapat menangani pekerjaan-pekerjaan yang menuntut persyaratan-persyaratan baru seseorang harus berkemauan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara terus-menerus. Kondisi seperti ini mengandung implikasi bahwa pendidikan seumur hidup merupakan alternative yang dapat mengantisipasi pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh pekerja-pekerja di masa depan. Contoh : pelamar yang bekerja sesuai dengan bidang jurusan yang telah di kuasai, seperti perawat yang bekerja di sebuah rumah sakit.
6.      Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
Orang dewasa mengalami efek cepatnya perubahan dalam bidang ketrampilan yang mereka miliki, maka diupayakan sistem pendidikan yang mampu mendidik orang dewasa. Secara radikal perubahan pandangan mengenai kapan seseorang harus disekolahkan dan sekolah apa yang dalam hal ini memerlukan politik pendidikan seumur hidup.
7.      Kebutuhan anak-anak awal
Para ahli mengakui bahwa masa anak-anak awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri bukan semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-anak, remaja dan dewasa.
Masa anak-anak awal merupakan basis untuk perkembangan kejiwaan selanjutnya meksipun dalam tingkat tertentu pengalaman-pengalaman yang datang belakangan dapat memodifikasi perkembangan yang pondasinya sudah diletakkan oleh pengalaman sebelumnya.
Redja Mudyahardjo (2001) memberikan alasan perlunya pendidikn seumur hidup sebagai berikut:
1.      Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam:
a)      Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya yang rendah.
b)      Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena tidak dapat belajar optimal.
c)      Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan (educational wastage). Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.
2.      Perubahan Masyarakat dan Peranan-peranan Sosial
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat termasuk perubahan-perubahan peranan-peranan sosial. Pendidikan dituntut untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya.
3.      Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal
Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal yang parlu dilakukan adalah menghemat dan mengoptimalisasi penggunaan sumber yang telah terdedia serta menggali sumber-sumber baru yang masih terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaaatkan untuk memperlancar dan meningkatkan proses pendidikan. Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sektor, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang luas.
4.      Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat
Pada zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.
Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup yang merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

H.    Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program Pendidikan

Sebagai suatu kebijakan yang sangat mendasar dalam memandang Pendidikan seumur hidup, maka mulai diuraikan implikasi pendidikan seumur hidup adalah akibat  langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Segi implikasi pendidikan seumur hidup adalah manusia seutuhnya sebagai subjek didik atau sasaran  pendidikan dan proses dimana berlangsungnya pendidikan itu. Hal ini menyangkut keberadaan manusia selama hidupnya di dunia ini.
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur hidup pada program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
1.      Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta huruf, mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, dari pada membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan baca tulis fungsional terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya. Maka huruf fungsional disamping merupakan isi program sekaligus juga merupakan sarana terlaksananya pendidkan seumur hidup. Namun kemampuan membaca menulis apabila tidak ditunjang oleh tersedianya bahan-bahan bacaan tidak ada artinya. Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
a)      Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik.
b)      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya.
2.      Pendidikan vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan vokasiaonal itu tetap dilaksanakn secara kontinue.
3.      Pendidikan professional.
Apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional, bahkan tantangan buat mereka lebih besar. Mereka berusha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak ditinggalkan oleh kemajuan. Sebab itu tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, teknologi dan sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.
4.       Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Diakui bahwa globalisasi informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara masak, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja mengandung konsekuensi program pendidikan yang berlangsung secara kontinue (life long education).  Pendidkan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting dari asas pendidikan seumur hidup.
5.      Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat yang semakin maju dan kritis maka diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara; baik rakyat biasa maupun para pemimpin masyarakat. Untuk itu program pendidikan kewarganagaraaan dan kedewasaan politik merupakan bagian yang penting dari pendidkan seumur hidup.
6.      Pendidikan kultural dan penisian waktu luang
Spesialisasi yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang telah dimulai pada usia muda dalam program pendidikan formal di sekolah, menjadikan manusia berpandangan sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai kultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “educated man” harus memahami dan menghargai sejarah, kesusastraan, agama, filsafat hidup, seni dan budaya bangsa sendiri. Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara kultral dan konstruktif merupakan bagian penting dari pendidikan seumur hidup.
            Dengan demikian, manusia akan mencapai tingkat kesejahteraan hidup dan keluar dari kemelut kebodohan dan keterbatasan jika menjadikan pendidikan sebagai suatu yang paling mendasar dalam kehidupannya. Ketika pendidikan dijadikan sebagai skala polaritas dalam kehidupan suatu masyarakat, maka sudah barang tentu masyarakat itu akan mengalami perkembangan dan kemajuan dalam segala bidang kehidupan.

 



BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan:
Dasar pelaksanaan pendidikan seumur hidup adalah hadis nabi yang artinya Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad dan juga berdasarkan TAP MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional yang di dalamnya terdapat pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Tujuan Pendidikan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia yang sesuai dengan harkat dan kodrat serta  berlangsung selama kehidupan manusia itu hidup seiring kepribadiannya yang bersifat dinamis
Pelaksanaan pendidikan seumur hidup dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain : tinjauan idiologis, tinjauan ekonomis, tinjauan sosiologis, tinjauan filosofil, tinjauan teknologis dan tinjauan pedagogis.
Implikasi dari pendidikan seumur hidup ada enam kategori, yaitu: Para buruh dan tani, Golongan remaja yang terganggu sekolahnya, Para pekerja yang berketrampilan, Golongan teknisi dan professional, Para pemimpin dalam masyarakat  dan Golongan anggota masyarakat yang sudah tua.

B.     Saran

Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar,  belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal. Sudah sepatutnya kita sebagai manusia untuk terus belajar dimanapun kita berada dan tidak cepat puas atas ilmu yang kita miliki.


DAFTAR PUSTAKA

Adit.2016.pendidikan seumur hidup http:// aditcobacoba. blogspot.co.id /2012/09/ normal  -0-false-false –false -en-us-x- none. html diakses pada tanggal 11 November 2016 pukul 13.01

Anhas Zainuddin.2014.konsep pendidikan seumur hidup.https:// ansarbinbarani. blogspot.co.id/2015/11/pendidikan-seumur-hidup.html. Diakses pada tanggal 08 November 2016 pukul 10.51

Hasmirah Thamrin.2015.makalah pendidikan seumur hidup http:// indomaterikuliah. blogspot.co.id/2015/03/makalah-pendidikan-seumur-hidup-pip.html. Diakses pada tanggal 08 November 2016 pukul 10.51

Roby zulkarnaen.2015.makalah pendidikan seumur hidup. http://documents .tips/documents/makalah-pendidikan-seumur-hidup.html. Diakses pada tanggal 08 November 2016 pukul 10.51











Tidak ada komentar:

Posting Komentar